Selamat datang

Penyejuk Hati membimbing anda menuju ketentraman....

Berkah Herbal

Kunci Sehat dan Sukses

Selasa, 06 September 2011

ISLAM DINEGERIKU

Islam masuk ke Indonesia menurut ahli sejarah langsung dari asalnya yaitu Jazirah Arabia pada abad pertama Hijriah atau abad ke 7 M. Daerah yang pertama yang dimasuki Islam kawasan pesisir pulau Sumatera, kemudian merambah keseluruh kepulauan di Nusantara, namun pengaruh Islam mulai nampak pada abad ke 12 M.
Penduduk Nusantara yang semula beragama Hindu, Budha dan penganut berbagai macam aliran kepercayaan secara perlahan berubah menjadi muslum sampai akhirnya manjadi agama mayoritas di Indonesia.
Sejarah mwncatat pula bahwa penyebaran Islam di Nusantara ini tidak terlepas dari para da’i yang pandai bermain seni, baik seni pahat, musik, tari, wayang dan lain-lain. Mereka menjadikan seni sebagai sarana untuk menarik simpati masyarakat memeluk Islam.
Seperti Sunan Kalijaga yang pandai menjadi dalang, setiap petunjukannya beliau tidak pernah memungut bayaran namun dari situ beliau dapat menjalankan misi dakwah Islamnya. Metode yang mereka terapkan ternyata berhasil dengan berduyun-duyunnya masyarakat memeluk Islam.
Apa yang dilakuan oleh para da’i terdhulu itu ternyata dicontoh oleh para misionaris Non Islam, mereka berusaha meredupkan cahaya Islam dinegeri ini dengan memasukkan budaya seni gaya hidup barat yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
Pornografi dan porno aksi salah satu ujung tombak mereka unutuk merusak mental generasi muda Islam lewat media cetak dan elektronik, mereka menayangkan berbagai macam gaya hidup, gaya berpakaian, gaya pergaulan bebas, film-film porno, tarian-tarian eksotik dan lain-lain.
Ironisnya begitu petinggi negeri ini menggondok Undang-undang anti pornografi dan porno aksi, ada saja sebagian umat Islam yang menentangnya dengan dalih melanggar HAM melanggar kebebasan berekpresi dan bisa memecah belah bangsa.
Muslimkah mereka yang menentang itu.? Atau jangan-jangan misionaris non Islam yang bertopengkan Islam. Wallahu A’lam.

SAKIT HATI

Para Dokter dapat mendeteksi segala macam penyakit dengan mudah dan cepat dengan menggunakan berbagai macam peralatan serba canggih. Namun ada satu macam penyakit yang sangat sulit diobati, malah semakin maju dan moderen kehidupan manusia penyakit yang satu inu semakin merajalela dan beraneka ragam. Si penderita kelihatan sehat sempurna dari segi tubuh penampilannya, namun sebenarnya ia menderita penyakit yang sangat mengganggu pikirannya, orang itu tidak bias tidur nyenyak padahal sudah berbaring dikasur yang empuk dan ruangan yang serba lengkap, ada pendingin dan ada pemanasnya, ia tidak bisa makan dengan ni’mat padahal makanan lezat sudah terhidang untuknya. Para dokter tidak bisa mendetiksinya karena penyakitnya tidak nampak dan tidak dapat diraba, resep dokter tidak mempan karena bukan penyakit biasa, penyakit apa itu.? Itulah penyakit yang namanya sakit hati atau tekanan jiwa yang sekarang seringkali disebut “stress” ini terjadi karena berbagai macam masalah pelik yang tidak bias diselesaikan.
Sakit hati biasanya terjadi dikarenakan seseorang banyak makan hati, oleh sebab itu hati-hatilah dengan hati jangan sampai makan hati, kalau hati makan hati, kita akan sakit hati. Hati-hatilah pula dengan hati jangan sampai jatuh hati, kalau kita jatuh hati bias-bisa nantinya patah hati.

Sakit hati bisa dikarenakan oleh sebab faktor dari dalam diri sendiri, yang bersangkutan tidak bisa mengendalikan hasrat dan ambisinya, dan bisa juga disebabkan dari faktor luar yaitu perbutan sumber rezeki antar manusia dan persaingan yang ketat dalam hidup dan kehidupan baik secara terang-terangan atau tertutup. Sakit hati sebenarnya bisa disembuhkan dengan beberapa perkara :
Pertama, baca Al-Qur’an sambil memfaham maknanya.
Kedua, sholat tahajjud ditengah malam sambil mohon petunjuk kepada Allah SWT dan mohon diberi kelapangan serta jalan keluar yang baik.
Ketiga, mengikuti majelis ilmu dan dzikir dengan khusyu’.
Keempat, perbanyak dzikir dan shalawat kepada baginda Nabi SAW.
Kelima, tawakkal berserah diri kepada Allah SWT. Itulah obat sakit hati bagi mereka yang beriman kepada Allah SWT.

MEMAHAMI BENCANA

Bencana, malapetaka, dan kesusahan hidup mencari kehidupan bisa menimpa siapa saja, yang demikian bisa merupakan suatu hukuman, peringatan atau ujian dari Allah SWT, tergantung bagi yang menerimanya.
Bencana bisa terjadi karena kemaksiatan dan kedurhakaan manusia terhadap Tuhannya hal ini terbukti dalam rentetan peristiwa dan tragedi sejarah kehidupan manusia seperti yang ditimpakan kepada kaum Ad, Tsamud dan lainnya. Negeri Saba misalnya adalah negeri yang subur dan makmur dimana-mana terbentang kebum yang menghijau namun karena mereka tidak bersyukur seperti yang diperintahkan Allah SWT, peteka pun dating berupa banjir besar yang meluluh lantakan negeri mereka. Yang demikian disebut sebagai hukuman dari Allah SWT.
Bencana, bisa menimpa kepada manusia yang kadang ta’at kadang maksiat , itu namanya peringatan dari Allah SWT,dan bencana bisa pula datang kepada orang-orang sholeh dan ta’at kepada Allah SWT, yang demikian disebut ujian, seperti musibah yang ditimpakan kepada Nabi Yusuf AS. Betapa menderitanya beliau ketika dibuang oleh saudara-saudara beliau kedalam sumur yang jauh dari perkampungan. Begitu pula musibah-musibah yang ditimpakan kepada Nabi lainnya dan mereka berhasil menghadapi ujian-ujian tersebut sehingga mereka punya martabat dan kedudukan yang tinggi dan mulia disisi Allah SWT. Hanya kita yanhg bias mendeteksi setiap bencana yang ditimpakan kapada kita apakah itu berupa hukuman, peringatan atau ujian.
Apa yang kita alami di negeri kita ini seperti tsunami, banjir banding, longsor, gempa, meletusnya gunung merapi, kerusuhan, menyebarnya berbagai macam penyakit, naiknya harga-harga kebutuhan pokok, langkanya BBM, hasil panen tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, semua itu tidak lepas dari salah satu yang diatas, yskni hukumsn, peringatan atau ujian dari Allah SWT.
Bagi mereka yang meresa bancana itu sebagai hukuman maka segeralah kembali kejalan Allah SWT, karena kesempatan untuk itu selalu terbuka lebar, dan bagi mereka yang meresa bencana itu peringatan dari Allah SWT maka segeralah sadar dan memperbaiki diri dan bagi mereka yang merasa bencana itu sebagai ujian maka ridhalah dengan semua itu dan raihlah kesempatan ini untuk mencapai kedudukan marabat yang lebih tinggi lagi disisi Allah SWT.

Minggu, 21 Agustus 2011

SAYANGI ANAK YATIM

Diriwayatkan dari Ibnu Majah ra, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang ada anak yatim diasuh dengan baik, dan sejahat-jahat rumah kaum muslimin ialah rumah yang ada anak yatimnya yang selalu diganggu dan disakiti hatinya.

Hamzah bin Yusuf dan Ibnu Annajjar meriwatkan”
“Bahwasanya disurga ada gedung yang bernama baitul farah (gedung gembira), tidak dapat memasukinya kecuali orang yang menggembirakan anak-anak yatim dari kaum mu’min.”

Abu Ya’la meriwayatkan, Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Akulah orang yang pertama dibukakan pintu surga, hanya aku melihat seorang wanita mengejarku, lalu aku Tanya, mengapakah bagimu dan siapakah dirimu, jawabnya,” “ aku wanita yang dahulunya mengasuh anak-anak yatimku.”

Attabrani meriwayatkan, Nabi SAW bersabda yang artinya:
Demi Allah yang mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat pada orang yang kasih kepada anak yatim dan ramah, manis tuturkata kepadanya dan benar-benar menyayangi anak yatim dan memahami kelemahannya dan tidak menyombongi tetangganya dengan kekayaan yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya.

FADHILAT UMRAH

Umrah merupakan ibadah yang wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi yang punya kemampuan untuk itu. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Haji dan Umrah merupakan kefardhuan atas manusia seluruhnya (HR.Imam Daruquthni) dan sunnah dilakukan berulang kali. Akhir-akhir ini Ibadah Umrah sangat diminati oleh kaum meslimin dan muslimat baik yang sudah pernah melakukannya maupun yang belum pernah, ini merupakan satu penomena yang patut kita cermati, mungkin ada beberapa hal yang menyebabkan demikian.
Pertama: Sulit dan lamanya menunggu untuk menunaikan ibadah haji dan umrah lewat ONH Pemerintah.
Kedua: Banyaknya Travel yang menawarkan jasanya untuk memfasilitasi mereka yang ingin umrah dengan berbagai macam fariasi tarif, mulai yang ekonomis, silver sampai gold.
Ketiga: Sosialisasi dari para ustadz tentang keutamaan ibadah umrah dan ibadah lainnya yang termasuk dalam paket umrah serta kesediaan mereka untuk langsung membimbing mulai teori manasik umrah ditanah air sampai praktek langsung ditanah suci nantinya.
Memang banyak sekali keuntungan ukhrawi yang didapat lewat ibadah umrah dan ibadah lainnya yang termasuk dalam paket umrah tersebut, diantaranya:
Pertama: Rasulullah SAW bersabda yang artinya : Umrah dapat menebus dosa sampai keumrah yang berikutnya, dan lagi sabda beliau yang artinya : Bahwa orang yang berumrah merupakan tamunya Allah SWT.
Kedua: Sholat di Masjid Nabawy sama dengan Sholat seribu kali ditempat lain kecuali di Masjidil Haram, sedangkan Sholat di Masjidil Haram sama dengan seratus ribu kali Sholat ditempat lain. Demikian makna sebuah Hadist Nabi SAW.
Ketiga: Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: Barang siapa ziarah kuburku maka wajib mendapat syafaatku, dan lagi beliau menyatakan bahwa ziarah kuburku sesudan wafatku seolah-olah ziarah kepadaku selagi hidupku.
Keempat: Thawaf kelilinh Baitullah mendapatkan enam puluh rahmat sedang sholat sesudahnya mendapatkan empat puluh rahmat dan duduk saja memandang Baitullah mendapatkan dua puluh rahmat.
Kelima: Berkesempatan berdo’a ditempat-tempat yang mustajab seperti Multazam, hijir Ismail AS, belakang makam Ibrahim AS, tepi sumur zam-zam dan banyak lagi tempat-tempat mustajab lainnya.
Selamat dan beruntung bagi mereka yang melaksanakan umrah, semoga mendapatkan umrah yang mabrurah. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.

Rabu, 17 Agustus 2011

HIKMAH DISYARIATKANNYA PUASA

Allah Taala telah mewajibkan puasa Ramadhan pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriah. Sebagai satu ibadah dan ketaatan kepada Allah, puasa tentu memiliki hikmah-hikmah dan falsafah tertentu. Tanpa diragukan lagu puasa punya paedah atau hikmah-hikmah yang besar yang boleh jadi diketahui menusia, dan boleh jadi tidak diketahui. Tapi ibadah itu tidak diwajibkan karena faktor hikmah tersebut. Apabila suatu ibadah, puasa misalnya, diwajibkan karena faktor hikmah tersebut, maka manusia akan menjalankan kewajiban tersebut karena didorong oleh motivasi mengejar itu. Dan hal ini tidak dibenarkan menurut ajaran agama.
Diantara hikmah puasa`adalah merampingkan tubuh,(mempercantik diri) kemudian, apabila ada orang yang berpuasa dengan motivasi ingin merampingkan tubuhnya, maka hal ini tidak dibenarkan, sebaba hal itu berarti ia berpuasa tidak karena menjalankan kewajiban kepada Allah SWT, melainkan hanya merampingkan tubuh saja, apabila hal ini terjadi maka ia tidak mendapatkan apa-apa dari Allah SWT melainkan apa yang ia niatkan saja.
Diantara mereka ada juga yang menganggap puasa hanya membuat lapar dan merusak badsan serta membelenggu kebebasan dan ia tidak punya motivasi untuk puasa karena ia baranggapan hanya menyiksa badan tanpa faedah. Seandainya puasa tidak diwajibkan mereka tidak akan berpuasa.
Tapi para ulama mengetahia rahasia hikmah puasa tersebut dan mereka menemukan sebagian faedah-faedah dan rahasia yang terkandung didalam puasa, dan pendapat mereka yang berkaitan dengan kesehatan disukung oleh para dokter.
Dalam pandangan mereka puasa merupakan cara penenangan, penjagaan dan pengobatan yang paling baik bagi kebanyakan penyakit-penyakit yang menyerang tubuh menusia, yang mana penyakit tersebut sulit diobati kecuali dengan berpantang dan berhenti makan dan minum dalam waktu beberapa lama. Dalam sebuah Hadist Rasulullah SAW barsabda:”Berpuasalah kamu agar kamu sehat”. Hadist ini menegaskan bahwa dengan berpuasa manusia dapat sehat.
Disamping faedah-faedah kesehatan jasmani, puasa juga mempunyai faedah kesehatan rohani, diantaranya:
1. puasa merupakan rasa kehambaan yang mendalam dari seorang hamba kepada Allah SWT dan merupaka penunaian terhadap perintah-Nya.
2. puasa dapat melatih jiwa dan membiasakannya untuk bersabar serta menahan kesulitan-kesulitan dijalan Allah SWT.
3. puasa mendidik emosional seorang manusia, sehingga ia punya perasaan lembut dan jiwa yang bersih.
puasa mendidik manusia untuk menanamkan didalam dirinya rasa takut terhadap Allah SWT dan menanamkan muraqabah(merasa diintai Allah) baik dalam hal yang tersembunyi atau dalam hal yang nyata, sehingga menjadikannya seorang yang suci bersih dan jauh dari hal-hal yang diharamkan Allah SWT.
Walhasil, puasa akan mendidik manusia untuk menjadi seorang mu’min yang bertaqwa kepada Allah SWT asalkan dijalankan sesuai dengan petunjuk yang benar. Itulah beberapa hikmah yang berkaitan dengan ibadah puasa, dan tentunya masih banyak lagi hikmah lain yang masih belum terungkap disini.

FADHILAH UMRAH

Umrah merupakan ibadah yang wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi yang punya kemampuan untuk itu. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Haji dan Umrah merupakan kefardhuan atas manusia seluruhnya (HR.Imam Daruquthni) dan sunnah dilakukan berulang kali. Akhir-akhir ini Ibadah Umrah sangat diminati oleh kaum meslimin dan muslimat baik yang sudah pernah melakukannya maupun yang belum pernah, ini merupakan satu penomena yang patut kita cermati, mungkin ada beberapa hal yang menyebabkan demikian.
Pertama: Sulit dan lamanya menunggu untuk menunaikan ibadah haji dan umrah lewat ONH Pemerintah.
Kedua: Banyaknya Travel yang menawarkan jasanya untuk memfasilitasi mereka yang ingin umrah dengan berbagai macam fariasi tarif, mulai yang ekonomis, silver sampai gold.
Ketiga: Sosialisasi dari para ustadz tentang keutamaan ibadah umrah dan ibadah lainnya yang termasuk dalam paket umrah serta kesediaan mereka untuk langsung membimbing mulai teori manasik umrah ditanah air sampai praktek langsung ditanah suci nantinya.
Memang banyak sekali keuntungan ukhrawi yang didapat lewat ibadah umrah dan ibadah lainnya yang termasuk dalam paket umrah tersebut, diantaranya:
Pertama: Rasulullah SAW bersabda yang artinya : Umrah dapat menebus dosa sampai keumrah yang berikutnya, dan lagi sabda beliau yang artinya : Bahwa orang yang berumrah merupakan tamunya Allah SWT.
Kedua: Sholat di Masjid Nabawy sama dengan Sholat seribu kali ditempat lain kecuali di Masjidil Haram, sedangkan Sholat di Masjidil Haram sama dengan seratus ribu kali Sholat ditempat lain. Demikian makna sebuah Hadist Nabi SAW.
Ketiga: Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: Barang siapa ziarah kuburku maka wajib mendapat syafaatku, dan lagi beliau menyatakan bahwa ziarah kuburku sesudan wafatku seolah-olah ziarah kepadaku selagi hidupku.
Keempat: Thawaf kelilinh Baitullah mendapatkan enam puluh rahmat sedang sholat sesudahnya mendapatkan empat puluh rahmat dan duduk saja memandang Baitullah mendapatkan dua puluh rahmat.
Kelima: Berkesempatan berdo’a ditempat-tempat yang mustajab seperti Multazam, hijir Ismail AS, belakang makam Ibrahim AS, tepi sumur zam-zam dan banyak lagi tempat-tempat mustajab lainnya.
Selamat dan beruntung bagi mereka yang melaksanakan umrah, semoga mendapatkan umrah yang mabrurah. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.

Sabtu, 06 Agustus 2011

HIKMAH PUASA

Takwa adalah buah yang diharapkan dan dihasilkan oleh puasa. Buah tersebut akan menjadi bekal orang beriman dan perisai baginya agar tidak terjatuh dalam jurang kemaksiatan. Seorang ulama sufi pernah berkata tentang pengaruh takwa bagi kehidupan seorang muslim; “Dengan bertakwa, para kekasih Allah akan terlindungi dari perbuatan yang tercela, dalam hatinya diliputi rasa takut kepada Allah sehingga senantiasa terjaga dari perbuatan dosa, pada malam hari mengisi waktu dengan kegiatan beribadah, lebih suka menahan kesusahan daripada mencari hiburan, rela merasakan lapar dan haus, merasa dekat dengan ajal sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal kebajikan". Takwa merupakan kombinasi kebijakan dan pengetahuan, serta gabungan antara perkataan dan perbuatan.
Puasa Ramadhan akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang, pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin, terhindar dari sifat tamak dan rakus, percaya pada diri sendiri dan sebagainya.

Meskipun makanan dan minuman itu halal, kita menahan diri untuk tidak makan dan minum dari semenjak fajar hingga terbenamnya matahari, karena mematuhi perintah Allah. Begitu juga isteri kita sendiri, kita tidak mencampurinya ketika masa berpuasa demi mematuhi perintah Allah SWT.

Ayat puasa itu dimulai dengan firman Allah: "Wahai orang-orang yang beriman" dan diakhiri dengan: "Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertakwa". Jadi jelaslah bagi kita bahwa puasa Ramadhan berdasarkan keimanan dan ketakwaan. Untuk menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah kita diberi kesempatan selama bulan Ramadhan: melatih diri dari menahan hawa nafsu, makan dan minum, mencampuri isteri, menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia seperti berkata bohong, membuat fitnah dan tipu daya, merasa dengki dan khianat, memecah belah persatuan umat, dan berbagai perbuatan jahat lainnya. Rasullah SAW bersabda:"Bukanlah puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu ialah menghentikan omong kosong dan kata-kata kotor." (HR. Ibnu Khuzaimah).

Perlu diingat, ibadah puasa Ramadhan akan membawa faedah bagi kesehatan ruhani dan jasmani kita apabila dilaksanakan sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan, jika tidak, maka hasilnya tidak seberapa malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia belaka.

Allah SWT berfirman "Makan dan minumlah kamu dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf:31) Wallahu A'lam.

Rabu, 03 Agustus 2011

APA ITU PUASA?

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS.Al-Baqarah 2:183)

Tujuan ibadah puasa adalah untuk mencapai derajat Taqwa. Orang yang bertaqwa adalah orang yang imannya senantiasa aktif membentuk dirinya, sehingga dia tetap istiqamah (konsisten) dalam beribadat, berakhlaq mulia dan terjauh dari segenap dosa dan maksiat.

Banyak orang yang telah berulang kali puasa tiap tahun, ada yang sudah belasan kali, bahkan ada yang sudah puluhan kali berpuasa, namun taqwa masih jauh dari kehidupannya, imannya tidak aktif, ibadatnya tidak istiqamah, dan akhlaqnya jauh dari mulia, perbuatan dosa masih mengotori dirinya, yang diperdapatnya dari ibadah puasa hanya lapar dan haus saja.

Kenapa hal demikian dapat terjadi? Karena mereka menduga bahwa puasa itu hanyalah sekedar menahan lapar dan haus saja, dan mereka juga memahami bahwa puasa itu adalah pengendalian hawa nafsu selama bulan Ramadhan saja, lalu setelah Ramadhan mereka kembali dikendalikan oleh hawa nafsunya.

Puasa bukan hanya sekedar menahan dan mengendalikan hawa nafsu dari makan dan minum. Hakekat puasa adalah pengendalian diri secara total dengan kendali iman. Selain mengandalikan mulut dari makan dan minum, puasa juga mengendalikan lidah dari perkataan yang tidak terpuji, seperti bohong, gunjing, caci maki dan lain lainnya. Puasa juga pengendalian mata (ghadhul bashar) dari memandang hal yang diharamkan Allah seperti melihat tontonan aurat, tontonan maksiat dan lain lain. Puasa juga mengendalikan telinga dari mendengarkan hal- hal yang tidak diredhai Allah seperti mendegar musik hura-hura, mendengar gosip dan lain-lain. Puasa juga mengendalikan kaki dan tangan dari tingkah laku yang tidak diridhai Allah. Sabda Rasulullah SAW :

من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة فى أن يدع طعامه وشرابه

Artinya: “Siapa yang tidak mampu meninggalkan perkataan dan perbuatan yang tidak terpuji, maka bagi Allah SWT. tidak ada artinya dia meninggalkan makan dan minumnya (percuma dia berpuasa).
(HR.Buhari dari Abu Hurarah).


Inilah sekilas tentang Hakikat Puasa dan masih banyak lagi tentunya Ma'na-Ma'na yang lainnya..

SHAHIH MUSLIM



‎Nama lengkapnya Imam Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz Al-Qusyairi An-Naisaburi. Ia adalah penulis kitab As-Sahih, terkenal dengan Sahih Muslim. Ia salah seorang ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal hingga kini. Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pada 206 H. Ia belajar hadits sejak masih dalam usia dini, sejak usia 12 tahun. Ia mengembara ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara negara lainnya.

Dalam pengembaraan beliau mencari Ilmu, beliau banyak mendatangi Ulama-Ulama yang terkemuka untuk menggali Ilmu Hadist. Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih. Di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu Ansan. Di Irak ia belajar hadits kepada Ahmad bin Hambal dan Abdullah bin Maslamah. Di Hijaz belajar kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas’Abuzar. Di Mesir ia berguru kepada Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadits yang lain.

Beliau sering mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H. Pada waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, Beliau sering datang kepadanya untuk berguru, karena ia mengetahui jasa dan ilmunya.


Selain yang telah disebutkan di atas, Beliau masih mempunyai banyak Guru yang juga dari kalangan Ulama. Di antaranya Usman dan Abu Bakar, keduanya putra Abu Syaibah; Syaiban bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harb, Amr an-Naqid, Muhammad bin al-Musanna, Muhammad bin Yassar, Harun bin Sa’id Al-Ayli, Qutaibah bin Sa’id dan lain sebagainya.

Jika Imam Bukhari merupakan ulama terkemuka di bidang hadits sahih, berpengetahuan luas mengenai ilat-ilat dan seluk beluk hadits, serta tajam kritiknya, maka Imam Muslim adalah orang kedua setelah Imam Bukhari, baik dalam ilmu dan pengetahuannya maupun dalam keutamaan dan kedudukannya.Imam Muslim banyak menerima pujian dan pengakuan dari para ulama ahli hadits maupun ulama lainnya. Al-Khatib Al-Baghdadi berkata, "Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, memerhatikan ilmunya dan menempuh jalan yang dilaluinya."


Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya Al-Jami’ As-Sahih (Sahih Muslim), Al-Musnad Al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadits), Kitab Al-Asma’ wa Al-Kuna, Kitab Al-’Ilal, Kitab Al-Aqran, Kitabu Su’alatihi Ahmad bin Hambal, Kitab Al-Intifa’ bi Uhub As-Siba’, dan lainnya.

Di antara kitab-kitab di atas, yang paling agung dan sangat bermanfat luas serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al-Jami’ As-Sahih atau Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan, membandingkan riwayat riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafadz-lafadz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafadz-lafdaz itu. Dengan usaha yang sedemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahih-nya.

Bukti konkret mengenai keagungan kitab itu adalah fakta bahwa Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Ia pernah berujar, "Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadits."


Di dalam Sahih-nya, Imam Muslim menulis, "Tidak setiap hadits yang sahih menurutku, aku cantumkan di sini. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang telah disepakati oleh para ulama hadits." Ia juga pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas karunia Allah yang diterimanya, "Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini."

Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadits yang diriwayatkan dalam Sahih-nya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut: "Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadits dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan. Juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadits daripadanya melainkan dengan alasan pula." Dalam penulisan Sahih-nya, Beliau tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian naskah Sahih Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.

Imam Muslim wafat pada Ahad sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad—salah satu daerah di luar Naisabur—pada hari Senin 25 Rajab 261 H. Ia wafat dalam usia 55
tahun

Minggu, 26 Juni 2011

KARAMAT HABIB UMAR AL-ATHAS SAAHIBURRAATIB

Keterkaitan perasaan Habib Umar terhadap pengikut-pengikutnya yang mencintainya amatlah besar, tentang masalah ini banyak dikenal orng, namun disini hanya sedikit yang bisa kami sebutkan, diantaranya:
Disebutkan bahwa Syeikh Salmin bin Umar dan kawan-kawan pergi keyaman, mereka naik kuda, ketika melewati pantai, tiba-tiba kuda Syeikh Salmin berjalan ditepi laut, kebetulan saat itu ada gelombang yang menerjang kuda Syeikh Salmin, hingga kudanya Syeikh Salmin terseret ketengah laut. Kawan-kawan beliau tidak sempat memberikan bantuan kepadanya.
Syeikh Salmin yang sedang menghadapi maut itu ingat kepada Habib Umar sehingga ia berteriak menyebut nama Habib Umar. Dengan Rahmat Allah SWT maka seolah-olah ia diselamatkan oleh seorang yang sedang menaiki seekor kuda. Setelah ia selamat maka ia menaiki kudanya yang tadi ikut terseret ketengah laut itu. Tidak lamapun ia dapat menyusul kawan-kawannya sehingga mereka tercengang dan merasa gembira.
Disebutkan oleh Syeikh Bamasyimus bahwa pada suatu hari ketuka kami dan Syeikh ali Baras dan rombongannya berkunjung kedesa Habib Umar di Huraidzah, maka beliau menyuruh kami untuk meneruskan perjalanan kebagian bawah Hadhramaut. Ketika kami dikota tarim aku menderita sakit sehingga tidak dapat mengikuti rombongannya Syeikh Ali Baras, lalu ia menyuruh aku kembali, keyika aku sampai didesa Dhiby, bertanbah sakitku sehingga aku pingsan.
Dimalam hari aku sedang mendengar Habib Umar sedang berdehem dirumahnya di Huraidzah sedangkan aku di Wadi Dhiby, maka saat itu hilanglah penyakitku dan kesehatanku kembali pulih, karena karamat Habib Umar.
Pada suatu hari Muhammad bin Hishin Al-Huraidhi begadang bersama teman-temannya, pada waktu itu sedang musim belalang yang merusak tanaman. Mereka sepakat untuk membakar belalang mulai dari sarangnya yang ada disuatu gua yang bernama Gorgodah sebelah utara Huraidhah.
Pada malam itu mereka keluar dengan membawa api dan pelapah kurma menuju gua. Sesampai didalam gua dari obor seseorang dari mereka menimbulkan api membara disekitarnya, nampaknya api itu dianggap remeh oleh mereka, karena itu mereka tidak memperdulikannya. Setelah api semakin membesar maka mereka tidak dapat menemukan jalan keluar dari gua itu sehingga mereka yakin bahwa mereka akan binasa. Disaat itu mereka ingat Habib Umar, kemudian mereka memohon ampun kepada Allah SWT dan bertawassul kepada Habib Umar. Maka dengan belas kasih Allah salah satu celah dari gua tersebut terbuka sehingga terbentang jalan keluar bagi mereka.

AMPUNAN TUHAN




Penghapus dosa kecil

Adapun dosa-dosa kecil maka dapat terhapus dengan sebab mamperbuat perbuatan yang baik. Diantara perbuatan baik yang dapat menghapus dosa-disa kecil yaitu:
Pertama Isbaghul wudhu, artinya menyempurnakan wudhu dengan memperbuat segala sunat-sunat wudhu dan menjauhi dengan segala yang dimakruhkan dalam berwudhu.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Tidak menyempurnakan seorang hamba akan wudhunya melainkan Allah ampuni baginya dosa-dosa yang telah lewat dan yang aka datang.” (HR Nasa’i)
Kedua Ijabatul Muazzin. Artinya menjawab orang azan.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Barang siapa yang mengata ketika mendengar muazzin berkata ASYHADU ALLAAILAAHA ILLALLAH, menjawab ia dengan ucapan ASYHADU ALLAAILAAHA ILLALLAH RADHITUBILLAHIRABBA WABIL ISLAAMI DIENA WABI MUHAMMADIN SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM NABIYYA. Maka Allah ampuni baginya dosa-dosa yang telah terdahulu.
Ketiga mengucap amin didalam shalat.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Apabila mengucap amin oleh imam maka ucaplah amin oleh mu. Barang siapa berbetulan aminnya dengan aminnya malaikat, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.”
Keempat shalatudhuha.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya orang yang shalat dhuha diampuni bagunya dosa-dosa yang telah terdahulu dan yang akan datang kecuali qisas.”
Kelima Al-Qiraat ba’dal jumuah, artinya membacasurah-surah ini sesudah Shalat Jum’at.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Barang siapa sesudah salam shalat jum’at, sebelum melipat kakinya membaca Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-naas tujuh kali, diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu dan diberi pahala sebilangan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.” (HR Zahiruddin Abul As’ad).

KEWAJIBAN ORANG TUA KEPADA ANAKNYA

Amierul Mu’minien Umar bin Khathab ssebagai khalifah pernah didatangi seorang bapak yang melaporkan kedurhakaan anaknya, anak tersebut dihadirkan dihadapan Khalifah Umar. Beliau berbicara panjang lebar tentang kewajiban-kewajiban seorang anak kepada bapaknya dan memberinya nasehat dan peringatan betapa besar dosa seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya.
Sesudah itu sianak angkat bicara, “ Wahai Khalifah Umar yang mulia kalau tadi engkau jelaskan kewajiban seorang anak kepada orang tuanya lalu apakah ada kewajiban orang tua terhadap anaknya?” Khalifah Umar menjawab “tentu ada juga” lalu anak itu berkata “ tolong jelaskan apa saja agar ayahku mendengar” sahutnya.
Khalifah Umar menjelaskan kewajiban seorang ayah kepada anaknya antara lain yaitu, memilih calon dari ibunya dari wanita baik-baik, memberinya nama yang baik dan mengajarinya Al-Qur’an. Mendengar yang demikian sianak kembali bicara “ Wahai Khalifah, ayahku tidak berbat satupun diantara yang engkau sebutkan tadi, Ibuku seorang budak yang non muslimah, nama yang diberikannya kepadaku ialah Ju’alah(kelalawar) dan ia tidak pernah mengajariku Al-Qur’an.”
Mendengar jawaban sianak tadi Khalifah Umar berpaling kepada orang tua sianak tersebut seraya berkata “Wahai laki-laki, engkau datang kepadaku melaporkan kedurhakaan anakmu sedangkan engkau sendiri telah mendurhakai anakmu sebelum dia durhaka kepadamu.”

Barangkali hal ini banyak terjadi ditengah-tengah masyarakat kita, kita selalu menuntut anak berbakti kepada orang tuanya tetapi kita tidak mencontohkan dan mengajarkan bagaimana berbuat baik kepada orang tua, malah sebaliknya kita telah berbuat jelek terhadap anak-anak kita.
Nabi SAW sangat sayang kepada generasi muda, diantara sekian banyak hadist yang beliau tuturkan, beliau mewasiatkan tentang anak, bahwa hak anak dari orang tuanya(kewajiban orang tua terhadap anak) memberi nama yang baik, mendidiknya adab yang baik juga mengajarkan Kitab suci Al-Qur’an, memberinya makanan yang halal dan bergizi dan mengawinkannya bila saatnya tiba. Jangan menuntut/berharap sesuatu yang baik dari anak kalau kita tidak menanamkan kebaikan itu kepadanya.

SURAH AR-RAHMAN

Diantara Surah-surah Al-Qur’an ada yang bernama surah Ar-Rahman, surah ini diturunkan di Madinah dan berjumlah tujuhpuluh delapan ayat.
“ Dialah Tuhan yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan Al-Qur’an. Yang telah menciptakan manusia. Yang mengajarkan kepada manusia itu keterangan.”

Rasulullah saw bersabda yang artinta:
“ Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada pengantennya dan penganten Al-Qur;an adalah Arrahman.”
Dalam Hadist lain Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“ Orang yang membaca surah Al-Hadid dan surah Al-Waqi’ah dan surah Ar-Rahman dalam suatu kesempatan, maka dipanggil dia pada kerajaan langit dan bumi sebagai oran yang menempati surga firdaus nantinya.”
Biasanya kita mengartikan Ar-Rahman dengan pengasih penyayang atau pemurah, karena hanya itu kalimat yang ringkas yang mampu kita ucapkan untuk menterjemahkannya, namun sebenarnya Ar-Rahman itu mempunyai arti yang sangat luas tentang bagaimana kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya.
Al-Imam Al-Ghazali ra mengatakan: Ar-Rahman itu artinya Tuhan yang maha Pengasih Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.
Pertama dengan menciptakan hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih sayang.
Kedua dengan memberikan petunjuk iman dan sebab-sebab keberuntungan.
Ketiga dengan dijadikan orang yang beruntung.
Keempat dengan memandang Dzat yang mulia disurga nanti.

Ar-Rahman itu adalah nama yang khusus hanya bagi Allah SWT, tidak boleh (haram) diberi nama seorang juapun dari makhluk Allah SWT, baik itu manusia, binatang, benda-benda seperti mesjid, madrasah, toko dan yang lainnya.
Jangankan manusia biasa, Rasulullah pun tidak diberi Allah nama Ar-Rahman ini, padahal bukan main kasih sayangnya Rasul kepada ummatnya. Orang yang meludahi dibalas beliau dengan senyum, orang yang melempari beliau dengan batu malah dido’akan agar diberi hidayah. Bagaimana sayangnya Rasul kepada ummatnya hanya diberi Ar-Rahim tidak Ar-Rahman.
Imam Fakhrurrazi mengatakan, “Ar-Rahman itu adalah Dzat yang memberikan ni’mat yang mana tidak dimungkinkan manusia memberikan ni’mat seperti itu.”

Sabtu, 25 Juni 2011

JANGAN PERNAH PUTUS ASA DARI RAHMAT

Dari Ibnu Mas’ud Nabi saw bersabda: “seorang pendosa yang sangat mengharap rahmat Allah lebih dekat disisi Allah daripada ahli ibadah yang putus asa akan rahmat Allah”.

Zaid bin Aslam mendapat cerita dari umar: Pada masa lalu hiduplah seorang hamba yang tekun ibadahnya. Sayang ia tak pernah mengharap rahmat Allah, ketika meninggal ia bertanya kepada Allah, “Wahai Tuham, apa yang akan engkau berikan kepadaku?” “Neraka” jawab tuhan. “ Wahai Tuhan, kalau begitu kemana ibadahku dan amal baikku?” protesnya. “Ketika didunia kau putus asa dari rahmatku, maka hari ini tak kuberikan rahmatku.”

Abu Hurairah berkisah berdasarkan cerita Nabi saw: Hiduplah seorang laki-laki yang selama hidupnya tak pernah berbuat baik selain keyakinan hanya Allah yang Maha Esa. Ketika ajal siap menjemput, ia berpesan kepada keluarganya, “jika aku mati, bakarlah jasadku dan buang abunya kelaut disaat angin bertiup,” keluarganya memenuhi pesan tersebut. Ketika diakhirat Allah bertanya kepadanya, “amal apakah yang kau jadikan bekal?” “ Hanya rasa takut menghadap engkau wahai Tuhan” jawabnya. Lantas Allah mengampuninya padahal dia sama sekali tak pernah berbuat baik selain mengesakan Allah. Wallahu A’lam..

SIFAT KIBIR

Kibir(sombong) merasa lebih utama dari orang lain, merasa lebih baik dari orang lain adalah salah satu dari dosa-dosa besar. Yang demikian ini bisa disebabkan karena;
1.Ilmu, merasa punya ilmu yang lebih dari orang lain.
2.Ibadah, merasa iabadahnya lebih banyak/bagus dari orang lain.
3.Harta, merasa punya harta lebih banyak dari orang lain.
4.Keturunan, merasa keturunan orang-orang baik/shaleh.
5.ketampanan/kecantikan, merasa lebih tampan/cantik dari orang lain.
6.Jabatan, merasa punya jabatan yang tinggi.
7.Banyak teman, banyak pengikut, dan banyak lagi penyebab-penyebab datangnya sifat sombong yang lainnya.

Boleh kita merasa atau punya sifat seperti itu apabila kita tahu dengan pasti bahwa kita nantinya mati dalam keadaan Khusnul-khatimah. Pertanyaannya adalah adakah orang yang mengetahui tentang hal itu dengan pasti?

Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Allah tidak menyukai orang-orang yang bersifat sombong”.

Kalau Allah sudah tidak menyukai kita maka akan mengakibatkan pada diri kita tidak mendapatkan taufiq, malas beribadah, amal ibadah kita tertahan(tidak diterima), karena Allah hanya menerima amal ibadah orang yang taqwa.
Agar sifat ini tidak menyelubung dan tidak keterusan dihati kita maka cepat-cepatlah taubat serta ingatlah bahwa kita sangat dibenci Allah, dan berfikir seandainya kita mati disaat itu maka kita akan masuk neraka dan sejajar dengan Iblis yang terkutuk.

Dan Nabi saw pun bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang ada sifat sombong dihatinya walau seberat zarrah”.

TAUBAT SEBELUM TERLAMBAT

Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Bahwasanya seorang Mu’min bila berbuat dosa, terbitlah titik hitam dihatinya, jika bertaubat dan berhenti melakukan dosa dan minta ampun maka dikilapkan kembali hatinya dan jika dia menambah dosa, maka bertanbahlah titik hitam tersebut, sehingga hatinya ditutupi, yang demikian itu ran ( karat) yang disebut Allah dalam kitab-Nya, “ sekali-kali tidak, tetapi telah berkarat hatinya karena dosa-dosa yang mereka lakukan.” (HR.Tarmizi)
Seseorang yang hatinya sudah berkaratseperti tersebut diatas, sulit menerima nasehat, sulit mendapat taufiq, berbahaya ditemani, dan suka mengajak manusia kepada kejahatan, seperti kelakuan syaithan yang terkutuk.
Berkata Al Imam Hujjatul Islam Al-Ghazali, “ Taubat itu diwajibkan karena beberapa perkara:
1. Supaya mudah mendapat taufiq dari Allah.
2. Supaya ibadah-ibadah sunat bisa diterima oleh Allah.

Bagaimana mungkin seseorang bermunajat kepada Allah swt sedangkan Allah ta’ala murka kepadanya.

Berkata Sayyid Muhammad Abdullah Al-Jurjani, “Taubat merupakan pokok segala Maqam dan Hal. Orang yang tidak bertaubat tidak ada maqam dal hal baginya, seperti orang yang tidak punya tanah, tidak mungkin bisa membangun satu bangunan. Maka wajib atas seorang hamba bersegra bertaubat atas segala dosa-dosanya agar dia terlepas dari murka Allah Ta’ala dan dari Neraka Jahannam dan siksa-siksa lainnya, dan lagi supaya terlepas dari kehinaan yang abadi dan supaya mendapat keberuntungan yang abadi, hampir dengan pintu rahmat Allah Ta’ala, mencapai ridha dan surga-Nya dan pula supaya mudah mendapatkan taufiq Ta’ala untuk berbuat amal shaleh dan lagi supaya diterima amal ibadah, karena kebanyakan amal ibadah itu hukumnya sunat, sedangkan taubat hukumnya wajib, tidak diterima amal ibadah yang sunat-sunat sebelum melaksanakan yang wajib disegrakan.
Berkata sebagian Ulama: “ jangan sekali-kali menunda taubat, sebab menunda taubat itu membawa dua bahaya yang sangat besar. “1. Bertumpuknya dosa yang menjadi titik hitam didalam hati sehingga menjadi rain(karat yang tidak bisa dihapus lagi kecuali dengan api). 2. mendadak maut sehingga tidak bisa lagi bertaubat, maka celakalah dia.
Bagaimana bisa mendapatkan taufiq sedangkan dia berada dalam kejahatan,? Bagaimana bisa diajak untuk berkhidmat kepada Allah sedangkan dia terus menerus dalam maksiat? Dan bagaimana bisa dihampirkan untuk munajat sedangkan dia masih bercelumur dangan najis dan maksiat.

MASIH ADAKAH BERKAH DINEGRI INI?

Bukankah negri kita yang tercinta Indonesia ini subur dan seharusnya makmur.? Kekayaan alamnya ada diatas bumi, dibawah perut bumi dan didalam lautan, tetapi mengapa negri ini sampai terhutang Ratusan Triliun Rupiah,? Dan rakyat miskin makin hari makin bertambah. Pemberian Anugrah Tuhan yang seharusnya cukup ternyata masih kurang, bahkan kita malah mengimpor beras dari Negara tetangga yang mayoritas penduduknya Non Muslim, kita mengemis dan minta belas kasihan kepada Negara-negara maju yang kebijakannya sering menyudutkan Islam.
Mengapa demikian ? barangkali kita kehilangan berkah ?.
Allah swt berfirman yang artinya:
“Jika sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa niscaya kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”( QS.Al A’raf.96).
Mengacu pada ayat ini kita bertanya, mengapa Allah tidak melimpahkan berkah-Nya, apakah iman dan takwa kita belum mantap seperti yang dikehendaki? Apakah kita mendustakan ayat-ayat-Nya?, dimana letak kedustaan tersebut?
Menurut atsar sahabi : Dunia ini berupa kebun yang dihiasi dengan 5 tanaman. 1.Ilmu para Ulama. 2. Keadilan para penguasa/pejabat. 3. Ibadahnya para ahli ibadah. 4. amanahnya para pedagang/pemegang ekonomi. 5. kesungguhan para petugas/pekerja.
Mari kita bertanya apakah para Ulama sudah melaksanakan Amar ma’ruf nahi munkar dengan benar? Adilkah para pejabat/penguasa? Jujurkah para pedagang/pemegang ekonomi? Ikhlaskah para ahli ibadah itu? Dan betulkah para pekerja/petugas dalam menjalankan tugasnya? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Mari kita raih berkah dengan ajakan kepada para ulama, laksanakan Amar ma’ruf nahi munkar dengan benar, para pejabat/penguasa, adillah dalam mengambil keputusan dan kebijakan dengan memperhatikan rakyat kecil, para ahli ibadah, ikhlaslah dalam beribadah, para pedagang/pemegang ekonomi, jujurlah, jangan khianati amanah yang diberikan, para pekerja/petugas, sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas sesuai dangan ikrar atau janji yang pernah diucapkan. Wallahu A’lam Bishshawab.

RAJA DIDALAM SURGA

Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Kebanyakan penghuni surga itu dari orang-orang faqir yang lulus ujian, orang-orang faqir yang tidak lulus ujian hampir-hampir membawa kekafiran.

Bagaimana cara untuk supaya bisa lulus ujian tersebut,? Para Ulama menyimpulkan ada 6 hal agar supaya orang-orang faqir itu bisa lulus ujian:
1.Ridha dengan kefaqirannya, Nabi SAW bersabda: orang yang faqir meskipun tidak banyak beramal ibadah, tetapi dia ridha dengan kefaqirannya tersebut maka dia sudah mendapatkan pahala disisi Allah SWT, orang yang berdoa ingin kaya itu sudah termasuk orang yang tidak ridha.
2.Menampakkan keelokan dan kehormatan dirinya, orang yang mengemis, meminta-minta dan orang yang meminjam itu sudah tidak termasuk seperti yang dimaksud diatas.
3.Tidak merendahkan diri dengan orang kaya karena kekayaan orang tersebut.
4.Jangan lemah beribadah, bersedekah karena kefaqirannya, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Bila orang yang kaya mengucap Tasbih dan orang faqir juga demikian, tidaklah menyamai pahala orang yang faqir itu dengan orang yang kaya, meskipun sikaya bersedekah sebanyak 100 ribu dirham.
5.Tidak mengemis kepada manusia, berkata Nabi: orang yang tidak meminta-minta sangatlah kami cintai.
6.Jangan menghendaki dengan apa yang ada ditangan orang lain.

Orang yang mampu menjaga yang 6 perkara ini kelak mereka nanti menjadi Raja didalam surga.

ANAK SHOLEH

Sangat beruntung anak yang sholeh dan sangat beruntung orang tua yang mempunyai anak yang sholeh, secara singkat pengertian anak yang sholeh ialah anak yang berbakti kepada Tuhannya dan berbakti kepada kedua orang tuanya, anak yang sholeh merupakan aset bagi kedua orang tuanya baik didunia maupun diakhirat nanti. Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: “ Apabila mati anak adam maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara: Pertama, shadaqah jariah. Kedua, ilmu yang diambil orang manfaatnya. Ketiga, anak yang sholeh yang mendo’akan kedua orang tuanya.” Tidak mudah mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh, selain kesabaran, diperlukan pendidikan agama secara mendalam, perhatian khusus dan pengawasan yang ketat, juga contoh dan teladan yang baik dari kedua orang tuanya, lingkungan atau pergaulan yang mendukung serta doa yang selalu dipanjatkan kehadirat Allah SWT.
Didirikannya lambaga-lembaga pendidikan agama seperti Madrasah, Pondok Pesantren dan semisalnya merupakan satu upaya membantu para orang tua untuk mendidik anak mereka menjadi anak sholeh. Seorang anak yang dimasukkan pondok pesantren misalnya, dia sangat berpotensi menjadi anak yang sholeh karena dipondok pesantren dia mendapatkan pendidikan agama secara mendalam, pengawasan yang ketat dari pengasuh dan ustadznya tentang belajarnya, ibadahnya, pergaulannya, maupun akhlaqnya sehari-hari. Namun bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh pengasuh dan para ustadz tidak bisa berhasil sesuai yang diharapkan tanpa dukungan penuh dari kedua orang tuanya, terutama tentang pendanaannya dan pengawasannya sewaktu dia(santri) meni’mati hari libur dirumahnya, tidak sedikit santri yang terhenti karena kekurangan biaya, dan tidak sedikit santri yang malas masuk kembali kepondok pesantren sesudah meni’mati kebebasannya sewaktu hari libur dirumahnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang santri bisa berhasil sesuai yang diharapkan apabila: 1. Kemauan dari santri itu sendiri, 2. Dukungan penuh dari kedua orang tuanya, 3. Keseriusan pengasuh dan para ustadz dalam membimbingnya. Untuk nomor tiga ini diperlukan ketelitian kedua oran tua memilih pondok pesantren yang sudah terbukti dan teruji keberhasilannya.

PINTU-PINTU SYAITHAN

Syaitan ada memiliki banyak pintu, dan apabila kita membukakan pintu itu maka syaithan pun akan mengajak kita, bila kita mengikutinya maka jadilah kita termasuk golongan syaithan tersebut Naudzubillah.
1.Marah.
2.Hasad.
3.Suka berhias-hias yang berlebihan.
4.Thama(tidak merasa cukup dengan apa yang sudah ada).
5.Suka bersegra(tergesak-gesak).
6.Bakhil(kikir).
7.Uang.
8.Tunduk, patuh atau taatnya seorang suami kepada istri, Imam Hasan Al-Bashri bersumpah:”Demi Allah tidaklah seorang laki-laki yang tunduk kepada istrinya melainkan masuk neraka”.
9.Ilmu hakikat.

SYAFAAT AL-QUR’AN

Dari Anas ra, dalam sebuah hadist marfu’ Nabi saw bersabda: ” Sebuah rumah, apabila dibacakan padanya Al-Qur’an, hadir padanya oleh malaikat dan menjauh dari padanya oleh syaithan dan luas rumah itu atas penghuninya dan banyak kebaikannya dan sedikit kejahatannya. Dan bahwasanya rumah apabila tidak dibacakan padanya Al-Qur’an, hadir padanya oleh syaithan dan
menjauh oleh malaikat dan sempit atas penghuninya dan banyak kejahatannya dan sedikit kabaikannya.”

Dari Abi Amamah ra bahwa Rasulullah saw barsabda: “Bacalah Al-Qur’an maka bahwasanya Qur’an itu datang nanti pada hari kiamat memberi syafaat kepada yang membacanya.”

Dari Ali ra, Rasulullah saw bersabda: “Didiklah anak-anak kamu tiga perkara, mencintai Nabi kamu, mencintai keluarga Nabi dan membaca Al-Qur’an. Bahwasanya orang yang memelihara Al-Qur’an berada pada naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya beserta para Nabi dan orang-orang pilihan-Nya.”

Dari Abu Hurairah ra, Nabi bersabda: “Tiada seorang laki-laki yang mengajari anaknya Al-Qur’an dalam dunia, kecuali diberi bapaknya mahkota pada hari kiamat dengan mahkota dari surga, mengenalinya dengan mahkota itu oleh penduduk surga dengan sebab mengajari anaknya Al-Qur’an dalam dunia.

SURAH YASIN

Rasulullah SAW barsabda yang artinya:

“Barang siapa membaca atau mengamalkan surah Yasin setiap malam, dan jika dia mati maka dia mati syahid”.

“Barang siapa membaca surah Yasin dipagi hari, maka Allah mudahkan dia pada siang itu sampai sore hari”.

“Barang siapa mambaca surah Yasin pada malam hari, maka Allah mudahkan dia pada malam itu sampai pagi hari”.

“Tidak ada seorang muslim yang dalam keadaan sakarat dan dibacakan disisinya surah Yasin, kecuali Allah lapangkan dia”.

“Siapa jua orang islam yang dibacakan disisinya surah Yasin ketika dia menghadapi sakaratulmaut, maka turun disetiap hurufnya 10 malaikat yang memintakan rahmat kepada Allah SWT, memintakan ampun,dan ikut menyaksikan ketika dia dimandikan, ikut mengantarkan jenazahnya, ikut manshalatkan, dan ikut manyaksikan ketika dia dikuburkan”.

KEUTAMAAN ILMU

Tuntutlah ilmu sesungguhnya menuntut ilmu adl pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla dan mengajarkannya kepada orang yg tidak mengetahuinya adl sodaqoh.
1.Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia . Ilmu pengetahuan adl keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.
2. Wahai Aba Dzar kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lbh baik bagimu daripada shalat seratus rakaat dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak itu lbh baik daripada shalat seribu raka’at.
3. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim . {HR.
Ibnu Majah}
4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah ketenangan dan kehormatan diri dan bersikaplah rendah hati kepada orang yg mengajar kamu.
5. Janganlah kalian menuntut ilmu utk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu utk penampilan dalam majelis dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka .. neraka.
6. Kelebihan seorang alim terhadap seorang ‘abid ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang.
7. Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.
8. Duduk bersama para ulama adl ibadah.
9. Apabila kamu melewati taman-taman surga minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya Ya Rasulullah apa yg dimaksud taman-taman surga itu? Nabi Saw menjawab Majelis-majelis taklim.
10. Apabila muncul bid’ah-bid’ah di tengah-tengah umatku wajib atas seorang ‘alim menyebarkan ilmunya . Kalau dia tidak melakukannya maka baginya laknat Allah para malaikat dan seluruh manusia. Tidak akan diterima sodaqohnya dan kebaikan amalannya.
11. Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dgn kendali dari api neraka. {HR. Abu Dawud} 1

Sabtu, 11 Juni 2011

Cerpen Inspiratif



Senyum Kemenangan di Penghujung Jalan


Di pagi itu gerimis turun, di dalam kamarnya yang megah Nazwa duduk terpaku disamping ranjang sambil memandang kosong ke arah jendelanya yang menghadap halaman rumah. Yang ada dalam fikirannya adalah bagaimana senangnya ia jika berada diantara tetesan – tetesan hujan itu berlari kesana kemari. Sesaat ia tersenyum senang, tapi kembali murung seraya ia ingat kalau itu tidak mungkin. Karna penyakit kangker otak yang di idap tubuhnya.
Nazwa, begitu ia dipanggil. Namanya manis.. semanis senyumnya, hidungnya yang mancung, alisnya runcing kebawah dengan bola mata yang indah seakan menari – nari disana. Ia adalah gadis yang yang masih berusia 18 tahun dengan seorang ibu yang setia merawatnya seorang diri, tanpa seorang suami.
Tok… tok… tok… “Nazwa sayang, ayo makan nak..”
Ketukan pintu dan suara ibunya itu seketika membuyarkan lamunannya. Sekejap kemudian Nazwa sudah berjalan menuju pintu kamarnya seraya berkata.
“iya ma, tunggu sebentar..”
Sesaat setelah pintu dibuka, ia melihat ibunya sudah tersenyum dengan nampan berisi makanan dan minuman ditangan beliau.
“Sekarang makan nak ya, mama suapi.” Kata ibundanya sambil menarik tangannya dan berjalan menuju tempat tidur miliknya.
“Ma, Nazwa bosan makan bubur seperti itu terus..” ucap Nazwa sambil memelas.
“Nak, kamu mau sembuhkan.? Kalau mau sembuh, ya harus begini dulu caranya..”
Didalam bathin, sebenarnya ibundanya meringis. Karna kenyataannya sebenarnya tidak tidak begitu. Penyakit Nazwa sudah terlalu parah untuk di sembuhkan. Nazwapun berfikir seperti itu, tapi ia tidak mau melihat ibundanya sedih.
“Ya sudah, sini biar Nazwa saja menyuap sendiri.”
“nah, begitu dong.. baru anak mama…” bu Fatimah sambil memeluk anaknya.
Nazwa sudah selesai makan, ibunya tetap setia menemani.
“Nak, nanti kita sholat magrib kemesjid ya.. Banyak – banyak berdo’a biar kamu cepat sembuh.” Kata bu Fatimah kepada anaknya.
“iya ma, boleh juga..” sahut Nazwa.
Ditempat lain, seorang pemuda sedang asyik menyusun bukunya kedalam rak. Azwar, begitu ia dipanggil. Pemuda tampan itu baru saja sampai dikampungnya karna lama mondok di pesantren, dan baru saja lulus. Anak pasangan bu Nazilah dan pak Anwar itu memang suka sekali dengan hal yang berkaitan agama.

Sedang asyik – asyiknya, kumandang adzan dimesjid yang berjarak 500 meter dari rumahnya ternyata telah terdengar. Tanpa fikir panjang Azwarpun langsung berlari menuju kamar mandi lalu berwudhu. Dengan cepat juga ia langsung menuju mesjid, sepertinya ia tidak mau kehilangan sholat sunnahnya barang satu kali. Nazwa dan bu Fatimah juga bergegas menuju tempat yang sama.
Sholat magrib pada hari itu berjalan cukup khusyu’. Para jamaah sudah banyak yang meninggalkan mesjid. Tingallah Nazwa dan ibundanya beserta Azwar yang di pisahkan oleh tirai tipis. Azwar nampak khusyu’ dengan dzikirnya, dan dua beranak itu larut dalam do’a dan pengharapan mereka masing – masing.
Tiba – tiba Nazwa berteriak histeris.
“Aduuuh.. mama, kepala Nazwa sakit sekali maaa.. Nazwa gak kuat maaa… Aduuuh..”
Azwar kaget mendengarnya dan bergegas menuju tempat asal suara itu berada. Sesaat kemudian ia sudah menemukan bu Fatimah yang memeluk anaknya sambil ketakutan.
“Kenapa ini bu.?” Buka Azwar.
Tolong anak saya nak, penyakitnya sepertinya kambuh lagi.. tolong bantu saya membawanya kerumah.!” Sahut bu Fatimah dengan sedikit terbata.
Azwar terdiam sejenak dan berfikir.
“Bagaimana ini, saya tidak berhak menyentuh perempuan ini.. Tapi, kalau tidak saya tolongitu juga bisa menjadi dosa. Bismillah, mudahan pilihan saya tidak salah.”
“Ayo bu, kita angkat sama – sama..” kemudian Azwar dan bu Fatimah membawa Nazwa kerumah.
“Terima kasih banyak ya nak, ibu tidak tau kalau tidak ada kamu akan bagaimana jadinya.” Ucap bu Fatimah kepada Azwar.
Azwar tersenyum mendengar perkataan bu Fatimah, lalu ia berkata.
“Terima kasihnya buat Allah saja bu, saya inikan Cuma perantara. Hee..”
“Astaghfirullah.. iya nak kamu benar, Alhamdulillah.. Hemm, ngomong – ngomong sepertinya ibu baru sekali ini pernah melihat kamu. Kamu pendatang baru ya.?” Sahut bu Fatimah.
“Dibilang pendatang sih ya bukan juga, karna saya asli sini. Tapi memang saya baru datang tadi pagi kekampung ini, jadi maklum saja ibu tidak pernah melihat saya sebelumnya.” Jawab Azwar.
“Memangnya sebelum datang tadi pagi kamu tinggal dimana.?” Tanya bu Fatimah.
“Saya ini baru pulang dari nuntut ilmu bu,baru kemaren lulus dari pesantren.” Tutur Azwar.
“Berarti sudah banyak ilmu agamanya ya sekarang..” canda bu Fatimah.
“Hehe, insyaAllah bu.. Maaf, sepertinya sudah mulai larut malam.. saya permisi pulang dulu ya bu.”
Azwarpun beranjak pergi dari rumah Nazwa dan pulang menuju rumahnya.
Keesokan harinya, Nazwa bangun dari tidur dengan memegang kepalanya karna masih merasakan sedikit sakit akibat kambuhnya penyakitnya tadi malam. Ia lihat ibunya sudah ada disamping tempat tidurnya, duduk tertidur pulas. Mungkin kecapekan karna menjaga Nazwa hampir semalaman.
Dengan hati – hati ia bangkit dari tempat tidur menuju dapur untuk menyiapkn sapan buat ibunya. Ketia ia berbalik ingin menuju kamarnya, Nazwa kaget karna telah mendapati ibunya dibelakangnya dengan mata berbinar.
“Mama bangga sama kamu nak, biar sesakit apa keadaanmu, kamu tetap ingin membuat mama bangga.” Kata bu Fatimah kepada anak tercintanya.
“Karna cuma ini yang bisa Nazwa lakukan ma, Nazwa kan tidak bisa melakukan yang lebih dari ini agar mama bangga.”
Mendengar perkataan anaknya itu bu Fatimah jadi teringat dengan pemuda yang menolong anaknya tadi malam. Bu Fatimah sudah memikirkan suatu hal yang diharapkannya akan membuat Nazwa bahagia.
“Tadi malam mama ngobrol – ngobrol dengan pemuda yang sudah menolong kamu. Namanya Azwar.”
“Azwar…” Sahut Nazwa setengah berbisik.
Ada perasaan aneh yang menyusup kehatinya, mungkin karna ia salut dengan pemuda yang mau menolongnya itu.
“Kamu setuju tidak kalau mama minta ia untuk mengajarimu tentang ilmu agama.? Dari situ kamu bisa banyak tahu, kalau kamu sudah pinter mama jadi tambah bangga…” kata ibunya sambil tertawa kecil.
“Terserah mama saja, asal mama bahagia..” Sahut Nazwa di iringi dengan senyum.
Sore harinya bu Fatimah pergi kerumah Azwar, karna ia sudah tahu ternyata Azwar adalah anak teman baiknya yaitu bu Nazilah. Sesampainya dirumah Azwar, bu Fatimah mengetuk pintu dan mengucap salam. Tak lama pintu dibuka, dan bu Nazilah menjawab salam
“Wa’alaikumussalam… eh, ada apa bu.? Sambut bu Nazilah.
“Begini bu, saya ada perlu dengan anak ibu yang namanya Azwar..” balas bu Fatimah.
“lho.? Kok ibu bisa kenal dengan anak saya.?.” sahut bu Nazilah setengah kaget.

Lalu bu Fatimah menceritakan kejadian dimesjid yang membuat ia kenal dengan anak bu Nazilah itu dan mengutarakan tujuannya datang kesana..
“Saya turut prihatin dengan keadaan Nazwa bu, mudan – mudahan saja ia bisa disembuhkan.” Kata bu Nazilah setelah mendengar penuturan ibunda Nazwa.
“Amiin.. mudah – mudahan saja ya bu..” Sahut beliau.
Sesaat wajah ibu paru baya itu terlihat murung, tapi ia tetap berusaha tersenyum. Ibu Nazilah berjanji akan menanyakan pendapat Azwar tentang hal tersebut. Akhirnya setelah mengucap salam, bu Fatimah pamit pulang.
“Bagaimana pendapatmu War.? Apa kamu bersedia mengajari anaknya bu Fatimah itu.?” Ucap bu Nazilah membuka perbincangan setelah makan malam. Sebelumnya beliau sudah menceritakan prihal tersebut kepada anaknya. Azwar telihat berfikir beberapa saat, lalu ia menjawab pertanyaan ibunya dengan santai.
“Yaa, Azwar sih mau – mau saja bu mengajarinya. Tapi apa tidak akan menimbulkan fitnah nantinya.?”
“ya tidak lah, kan nanti ada ibunya yang menemani.” Tutur bu Nazilah.
“betul juga ya.. waah, ibu sudah pandai ya sekarang.” Dengan nada jenaka Azwar menjawab. Ibunya pun tertawa menyaksikan tingkah laku anaknya itu. Sayang, pak Marwan sedang tidak ada drumah saat itu.
Hari berikutnya telah tiba, Azwar sudah berjalan menuju rumah Nazwa dengan santai. Ditangannya sudah tergenggam kitab fiqih yang cukup tebal. Sementara itu dari balik jendela kamarnya, Nazwa mengamati langkah laki – laki itu. Setelah sadar kalau laki – laki itu mungkin saja Azwar yang akan mengajarinya, ia langsung bangkit menuju lemari dan mengambil jilbab warna coklat kesukaannya.
Tak lama Azwar sudah masuk kerumah Nazwa dengan dipersilahkan oleh ibunya. Ibunya itu kemudian mengetuk kamarnya dan menyuruhnya untuk keluar.
“Nazwa, ayo cepat keluar.. Azwarnya sudah datang, tidak enak kalau ia menunggu terlalu lama.”
“Iya, mama duluan saja. Nazwa mau mencari buku dan polpen Nazwa dulu sebentar, nanti Nazwa nyusul.” Sahutnya.
Ya sudah, ibu tunggu ya..” setelah berucap, bu Fatimah langsung pergi.



Tak lama, Nazwa sudah keluar dari kamar menuju ruang tamu dengan mengenakan gamis dan kerudung coklatnya. Azwar pun terpana melihat kecantikan Nazwa, tak ia sangka gadis yang mengerang kesakitan waktu hendak ia tolong itu wajahnya menyerupai bidadari, itulah yang ada dalam fikirannya saat itu. Tapi tak ingin ia memandang wajah gadis yang begitu indah dimata itu karna takut akan dosa, ia beristighfar dalam hati lalu menundukkan kepala.
Bu Fatimah memulai pembicaraan dengan memperkenalkan nama mereka berdua masing – masing.
“Nazwa, ini Azwar yang menolong kamu tempo hari.. dan Azwar, ini Nazwa anak ibu.”
Keduanya tersipu malu setelah diperkenalkan seperti itu.
“Ayo silahkan kalau mau mulai belajarnya sekarang, ibu mengawasi dari dapur saja.” Lanjut bu Fatimah.
“Terima kasih atas kepercayaannya bu.” Sahut Azwar.
Nazwa terlihat sangat gugup saat itu, Azwar juga seperti itu. Tapi Azwar berusaha menutupinya dengan tetap tenang dan mulai menjelaskan bab thaharah, hal paling dasar dalam kitab fiqih. Dimulai dari pengertian, tata cara dan yang selanjutnya. Nazwa dengan mimik serius berusaha memahami apa yang dijelaskan Azwar. Tak terasa sudah dua jam berlalu, Azwar langsung minta diri untuk pulang.
Hari – hari terus berjalan, tak terasa sudah tiga minggu Azwar dan Nazwa semajelis, memberi dan menerima ilmu. Dan pertambahan waktu itu sudah membuat mereka lebih cair saat bertemu. Nazwa terlihat lebih semangat dari hari – hari sebelum mengenal Azwar, begitu juga Azwar. Ia semakin mengagumi adis dihadapannya itu, sepertinya ia mulai menaruh hati dengan Nazwa. Di samping ia merasa Nazwa anak yang cukup pandai, ia juga merasa gadis itu berjiwa muslimah sejati.
“Hayoo.. pak Ustadz kenapa melamun.? Sambar Nazwa mengagetkan Azwar sampai – sampai ia terperenjat. Tapi Azwar langsung bisa menguasai diri dan menyahut dengan polos.
“Saya bukannya melamun, tapi lagi memikirkan sesuatu hal. Hehehe.”
“Bedanya apa sama melamun.? Orang yang barusan tadi pengertiannya kan.?” Jawab Nazwa. Azwar diam saja sambil cengar – cengir mendengar hal itu.
Malam harinya Nazwa tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi sore bersama Azwar. Sebenarnya ia juga menaruh hati dengan Azwar, tapi ia malu untuk menunjukkan perasaannya itu. Karna seperti yang pernah didengarnya, malu adalah senjata perempuan.
Di ambilnya pena dan buku catatannya yang berada di atas meja disamping tempat tidur. Setiap malam sebenarnya ada hal yang slalu ia lakukan, yaitu menulis. Ia mulai menarik ujung penanya di atas kertas, barisan kata – kata penuh makna terukir indah disana.
Bukit nan tinggi tak mampu ku daki
Laut luas tak kuasa ku sebrangi
Asa hati hendak ku laku.
Tapi badan tak kuasa menyangga

Hati meringis terima takdir
Iri sangat melihat orang mampu
Hingga tetes butiran bening
Meratapi raga yang tak izinkan

Bulan datang sinari malam gelap
Buat semangat jalani hidup
Mengukir kata dekertas bening
Buat gundah hilang sudah

Satu lagi barisan kata indah menghias buku catatannya, yang mampu menggebukan semangat hidupnya. Itulah yang ia rasakan dikehidupannya, saat hatinya gundah ibunya selalu datang menyemangati dan membuat ia berfikir positif. Kalau hebat tak perlu slalu fisik yang mesti di andalkan, dengan fikiranpun kita bisa. Ia tutup buku catatannya lalu tidur sesudah membaca do’a.
Esoknya, Nazwa sudah duduk diruang tamu untuk menunggu Azwar. Tapi hari ini Nazwa terlihat murung. Tak lama Azwar datang mengucap salam dengan wajah secerah biasanya. Sedangkan Nazwa hanya menyahut dengan pelan, sikapnya itu membuat Azwar penasaran dan bertanya.
“Ada apa.? Kok murung..”
Nazwa menjawab lagi – lagi dengan pelan.
“Tidak ada apa – apa kok..” dengan memaksakan sedikit senyum diwajahnya
“Kalau ada masalah jangan dipendam, nanti jadi penyakit..” lanjut pak gurunya Nazwa itu.
Nazwa memikirkan kata – kata Azwar, lalu berkata.
“Kamu tau kan aku ini mengidap penyakit yang tergolong berbahaya.? Selama ini aku cuma bisa menyusahkan mama saja, aku ingin sekali melihat beliau bangga denganku. Tapi apa yang bisa aku lakukan dengan keadaan seperti ini.?”
Azwar diam saja mendengar perkataan Nazwa, karna ia tahu belum semua isi hati yang ditumpahkan oleh Nazwa.
“Aku takut jika nanti aku sudah tiada, hanya akan meninggalkan kesedihan untuk beliau, hanya tangis yang tersisa padanya..” suara Nazwa terdengar mulai parau.
“Pertanyaan itu slalu munculketika aku ingat dengat kangker otak yang ku idap, perih hati ini sudah mengalahkan sakit yang terasa dikepala, karna sakit hatiku lebih besar dari sakit badanku..”
Azwar ingin sekali memeluk dan mengelus kepala Nazwa.
“Andai saja kau sudah menjadi istriku, akan ku tenangkan kamu dengan pelukanku takan ku biarkan kau mengeluarkan air mata barang setetespun.” Katanya dalam hati.
Dengan berharap dapat menggebukan semangat Nazwa, Azwar berkata.
“Manusia di uji dengan 3 hal. Ibadah, maksiat dan musibah. Bisa tidak kita sabar dalam 3 hal itu, sabar dalam melaksaakan ibadah, dalam menjauhi maksiat dan menjalani musibah yang diberikan Allah kepada kita, orang sabar disayang oleh Allah.
Azwar berhenti sejenak untuk mengetahui apakah Nazwa menyimak dengan baik penjelasannya. Nazwa meminta Azwar untuk melanjutkan.
“Nah, ujian itu diberikan Allah untuk menghapus dosa atau meninggikan kedudukan kita disisiNya. Kalau kita banyak mengeluh atau berputus asa bukan sabar kan namanya.? Bukannya mendapat pahala malah jadi dosa.”
“Membanggakan orang tua itukan macam – macam caranya, tidak mesti dengan tubuh bugar saja kita baru bisa. Kita kan punya fikiran juga.”
“sudah faham gadis manis..?” tanya Azwar dengan senyum lebar.
“Tapi dengan cara apa yang hanya menggunakan fikiran.?” Nazwa balik bertanya.
“Hemm, biasanya kamu ngapain aja.?” Azwar juga kembali bertanya.
“Kok jadi begini sih, jadi main tanya – tanyaan..” sewot Nazwa.
Azwar tertawa mendengar perkataan gadis dihadapannya lalu ia menyahut.
“Ya kalau mau tahu jawabannya, jawab dulu pertanyaan dari saya tadi..”
“Aku suka menulis, berimajinasi dengan barisan kata – kata. Entah itu cerpen, atau pusi yang bermakana, yang mampu menguatkanku.” Jawab Nazwa dengan mata indahnya menerawang kosong entah kemana.
Azwar terlihat berfikir sejenak, ia menimbang – nimbang apa yang akan dikatakannya.
“”Begini saja, kebiasaan kamu itu dijadikan sesuatu yang akan membanggakan ibumu.”
Nazwa mengernyitkan dahinya, tanda bahwa ia tidak faham dengan perkataan Azwar.
“Kamu tulis cerita atau apalah yang bisa memotivasi kamu dan orang lain untuk tetap semangat dalam menjalani hidup. Saya punya kenalan yang bekerja di Percetakan dan Penerbitan, barang kali mereka mau menerbitkan buku yang ditulismu.” Lanjut Azwar.
Nazwa terlihat senang mendengar hal itu, ia berniat menulis sesuatu yang berharga. Yang mampu membakar semangat orang yang membacanya dan membuat ibunya bangga.
“Terim a kasih banyak ya, hari ini kamu sudah memberi semangat baru buat saya.” Kata Nazwa. Azwar hanya menganggukkan kepalanya.
Malam tiba, seperti biasa Nazwa kembali menulis. Tapi kali ini ia menulis dengan tujuan yang lain. Bukan hanya untuk menyemangati dirinya, tapi untuk memberi semangat para pembaca nantinya. Ia memulai dengan memberikan judul untuk bukunya, awalnya ia sempat bingung tapi tak berapa lama ia sudah mendapatkannya. Ia mulai menuliskan beberapa bait kata dibukunya itu. ‘Sehat, tak mesti jadi ukuran kehebatan’ setidaknya kata itulah yang dijadikannya semboyan untuk melakukan hal ini.
Malam sudah tinggal seperempat bagian. Ketika orang – orang sedak sibuk membuai mimpi, Azwar bangun seorang diri merasakan dinginnya malam dan segarnya air wudhu. Dihamparkannya sajadah menghadap kiblat, lalu berdiri tegak dan mengangkat takbir dengan sempurna. Dua, empat, enam, delapan rakaat sholat tahajud sudah dilaluinya. Ia kemudian memasuki rakaat yang keberikutnya. Dipenghujung sujud ia bermunajat meminta kepada Allah ampunan dosa untuknya, orang tua, dan tak lupa untuk Nazwa juga. Gadis yang telah memikat hatinya.
Setelah itu ia kembali kekamar dan duduk bersandar di atas kasur. Rasanya Azwar tidak kuat lagi menahan perasaannya lebih lama lagi. Ia ingin segera menyunting Nazwa, slalu bersama dengannya sampai takdir memisahkan. Tapi ia tidak tahu apakah Nazwa menyimpan rasa yang sama dengannya.
“Sudahlah, kalau jodoh takkan kemana..” kata Azwar pelan.
“Ma, kok Azwar belum datang juga ya.? Padahal sudah hampir jam lima.” Ucap Nazwa kepada ibunya.
Ibunya tersenyum mendengar kekawatiran Nazwa, ia tahu kalau anaknya mempunyai perasaan lain dengan Azwar.
“Ya tunggu saja sebentar lagi, mungkin dia terjebak macet dijalan, hehe.” Canda bu Fatimah.
Nazwa mencubit tangan ibunya mendengar hal itu, pasangan anak ibu itu memang gemar bercanda.
Tak lama yang ditunggu pun datang, ya seperti biasalah datang dengan senyum yang lebar. Menunjukkan gigi putihnya yang tertata rapi.
“Sudah siap belajar gadis manis.?” Tanyanya kepada Nazwa.
“Tentunya.. oh ya, bukuku sudah hampir selesai..” jawabnya sambil tersenyum lebar kepada pak ustadznya itu.
“Baguslah kalau begitu, kalau saya boleh tahu apa judul bukumu.? Azwar kembali bertanya.
“Sehat, tak mesti jadi ukuran kesehatan, disana aku menceritakan kisah seorang gadis yang berumur 18 tahun yang terserang penyakit ganas selama 4 tahun lebih, ia sempat terpuruk dan tidak bisa menerima kenyataan itu. Di saat dunia dirasanya sudah mau runtuh, dua orang yang bersih hatinya merapat mendampinginya. Memberikan semangat hidup untuknya hingga akhirnya dia mampu bangkit dari keterpurukan.” Tutur Nazwa.
Tetesan kecil jatuh kejilbabnya, aliran air mata itu sangat jelas terlihat di pipi putihnya. Nazwa rasa terharu dengan perkataannya sendiri. Azwarpun berusaha menahan supaya air matanya tidak mengalir. Ia tahu siapa orang yang diceritakan oleh Nazwa. Tapi biar bagaimana pun itu tidak akan menghalangi keinginan Azwar untuk menikahi Nazwa, bulan depan tepat 6 bulan ia mengajari gadis itu, akan ia laksanakan niatnya tersebut. insyaAllah.
Pada suatu malam, setelah beberapa hari dari hari ia menceritakan isi bukunya pada Azwar Nazwa melanjutkan bukunya yang tinggal beberapa kata lagi.

Biar seberapa besarpun musibah yang menimpa kita, seberapa lama pun rasa sakit, takut dan derita yang menghantui kita. Jangan pernah menyerah dengan keadaan. Mereka yang sehat belum tentu sehebat kita pemikirannya, mereka yang sehat belum tentu mampu tegar jika berada dalam posisi kita. Buktikan bahwa kita mampu membanggakan orang – orang disamping kita dengan fikiran yang kita punya, InsyaAllah.

Itulah akhir dari buku yang ditulisnya.

Buku itu sudah Nazwa serahkan pada Azwar untuk dikirim. Azwar dengan senang menerimanya dan memnghubungi kenalannya yang bekerja diPercetakan dan Penerbitan. Setelah mendapatkan alamat yang jelas kantor tersebut, sore harinya Azwar langsung mengirimnya.
Nazwa mengerang cukup keras karna rasa sakit yang dahsyat dikepalanya. Bu Fatimah sangat panik pada saat itu, hanya ada satu orang yang ada difikirannya untuk diminta batuan. Azwar, dialah orangnya. Sementara ibunya menghubungi Azwar, Nazwa terus mengerang.
“Allaaaah… ampuni dosa hamba..” ucap Nazwa sebelum ia tak sadarkan diri.
Azwar, bu Nazilah dan suaminya, besaerta bu Fatimah menunggu dengan harap – harap cemas didepan pintu UGD. Tak lama dokter yang menangani Nazwa keluar lalu berkata.
“Maaf bu, kami belum bisa untuk menyadarkan anak ibu, sepertinya dia harus okname beberapa hari untuk mengetahui perkembangan keadaan anak ibu.” Bu Fatimah tersandar lesu mendengar perkataan dokter itu. Azwarpun terlihat sangat sedih, tapi mereka harus berserah.
Sudah dua minggu Nazwa dirawat di rumah sakit, tak ada perubahan berarti yang terjadi pada dirinya. Tetap terbujur kaku, dengan infus dan oksigen terpasang ditubuhnya. Azwar yang berada disampingnya seorang diri terisak – isak menahan tangis, pedih hatinya melihat gadis impiannya dalam keadaan seperti itu. Ia takut impiannya tak mampu terwujud. Tiba – tiba pintu kamar terbuka perlahan, tanpa disadari Azwar bu Fatimah muncul dan mendekatinya. Bu Fatimah yang melihat keadaan itu, tanpa disangka – sangka berucap.
“Nikahilah anakku Nazwa…”
Azwar kaget dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
“Sungguh, ibu ingin melihat kalian bahagia.. Nazwa sebenarnya juga menyimpan perasaan denganmu, tapi ia malu untuk mengungkapkannya.” Lanjut bu Fatimah.
Azwar memantapkan hati dan menjawab.
“Saya ingin menikahinya sekarang juga bu…”
“Sungguh.? Kalau begitu ibu akan meminta pamannya Nazwa untuk menjadi wali.’
“InsyaAllah bu, saya akan menyuruh bunda kepasar mencari mas kawin dan menyuruh ayah untuk mengabari keluarga yang lain.”
Semua serasa mimpi bagi Azwar, akhirnya ia akan memiliki gadis impiannya tersebut walaupun tidak dalam keadaan yang diharapkan.
“Saya terima nikahnya Nazwa Khairunnisa binti Abdullah dengan mas kawin cincin emas seberat lima gram dibayar tunai.!!” Azwar menjawab dengan suara lantang di iringi kalimat sah dari para saksi dan penghulu. Semuanya terlihat senang, begitu juga bu Fatimah. Walaupun masih ada sedikit gurat sedih di wajahnya.
Bu Fatimah dan Azwar duduk di samping Nazwa, berharap gadis itu akan membuka mata. Ternyata harapan mereka di dengar dan di kabulkan Allah, Nazwa telah membuka matanya. Senyumnya mengembang seperti sebelum ia terbaring dirumah sakit.
“Azwar… Mama..” kata yang pertama keluar dari mulutnya.
“Iya nak..” sahut ibunya dengan aliran air mata.
“Maafkan Nazwa selama ini sering menyusahkan mama, mulai sekarang Nazwa tidak akan menyusahkan mama lagi. Karna sekarang, Nazwa sudah menjadi miliknya Azwar.” Dengan nada senang Nazwa mengucapkannya, ia bagai mengetahui apa yang sudah terjadi hari itu.
Azwar tak mampu lagi berkata – kata saking senang dan terharunya. Bu Fatimah kemudian berlalu keluar karna ingin memberi kesempatan pada pengantin baru itu untuk berdua.
Mereka saling berpandangan dan diam seribu bahasa, akhirnya Azwar mengalah untuk memulai terlebih dahulu.
“Aku mencintaimu…” hanya itu yang dapat ia katakan.
“Aku juga mencintaimu…” sahut Nazwa.
“Aku ingin kau kecup keningku..” lanjutnya.
Nazwa memejamkan mata setelah itu. Azwar berdiri dan mengarahkan tangannya kekepala Nazwa, tangannya sedikit bergetar karna gugup. Dibacakannya do’a barokah lalu dengan perlahan mengecup lembut kening istrinya itu. Rasa sayangnya seakan mau meledak keluar. Azwar kembali ketempat duduknya dengan memegang tangan istrinya penuh cinta.
“Aku bahagia dapat menjadi istrimu..” kata nazwa dengan memandang lekat wajah suaminya.
Tiba – tiba nafas Nazwa terdengar berat, Azwar kaget mendengarnya dan segera keluar memanggil bu Fatimah dan dokter. Azwar masuk lagi dan segera memeluk istrinya dengan erat, tapi nafas Nazwa tetap saja berat. Dan setelah ia menarik nafas panjang, tak terdengar apa – apa lagi dari mulut Nazwa. Ia telah pergi menghadap kehadirat Allah dalam keadaan masih dipeluk Azwar.
Semua merasakan kepedihan dalam hatinya karna telah kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupnya. Apalagi Azwar yang baru sesaat merasakan kebahagiaan bersama istrinya. Handphone yang ada dalam sakunya bergetar hebat. Ada telpon dari nomor tak dikenal.
“Assalamu’alaikum…” sapa Azwar.
“Wa’alaikumussalam, benar ini nomernya pak Azwar.?” Sahut orang disebrang telpon.
“Iya benar, ada apa ya.? tanya azwar.
“Dua bulan yang lalu bapak mengirimkan sebuah buku kan.? Nah, dua minggu setelah buku itu kami terima, kami cetak lalu menerbitkannya. Buku itu ternyata disukai orang banyak dan sudah habis dipasaran. Kami berencana mencetak ulang buku itu, kami minta nomor rekening anda untuk mentransper royaltinya.” Jawab orang itu dengan jelas.
Azwar seakan mendapatkan anugrah dibalik kesedihan yang menimpanya, tidak ia sangka cita – cita Nazwa terkabul sudah. Ia tatap wajah istrinya sekali lagi, Nazwa bagai tidur pulas dengan sesungging senyum dibibirnya, seakan – akan ia sedang bermimpi indah. Semua yang hadirpun bisa tersenyum bahagia menyaksikan hal itu.

Itulah Senyum Kemenangan

di Penghujung Jalan…


“HAI ANAKKU”


Al-Imam Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Al-Ghazzali memberi nasehat kepada muridnya:
Hai Anakku….
Memberikan nasehat itu mudah, tetapi sulit (mencari orang yang mau) menerimanya. Bagi orang yang selalu memperturutkan hawa nafsu, nasehat itu terasa pahit. Ia menyukai hal-hal yang dilarang Allah, khususnya orang-orang yang hanya menuntut Ilmu rasami (lahir) saja dan yang menyibukkan diri mengejar kemuliaan diri dan kemegahan dunia.
Ia menyangka bahwa hanya dengan berbekal ilmu saja tanpa amal, ia dapat selamat. Ini adalah keyakinan kaum filosof. Subhanallahil adzim…! Ia tidak sadar jika ia tertipu, bahwa jika dia tidak mengamalkan Ilmu yang telah diperolehnya, maka yang demikian iti akan menjadi alasan yang kuat bagi Allah untuk menghukumnya. Rasulullah bersabda yang artinya:
orang yang paling pedih siksanya pada hari qiamat adalah orang Alim yang Allah tidak memberi manfaat dengan ilmunya”.(HR Thabrani)
Diriwayatkan bahwa sepeninggal Imam Junaid, semoga Allah mensucikan rohnya, seseorang melihat beliau dalam mimpinya, lalu dia bertanya, “Wahai Abal Qasim, bagaimana kabarmu,?” Ia menjawab, “telah hilang ibarat, telah lenyap isyarat, tidak ada yang bermanfaat bagi kami kecuali beberapa rakaat yang kami lakukan ditengah malam.

Wallahu A’lam