Selamat datang

Penyejuk Hati membimbing anda menuju ketentraman....

Berkah Herbal

Kunci Sehat dan Sukses

Minggu, 26 Juni 2011

KARAMAT HABIB UMAR AL-ATHAS SAAHIBURRAATIB

Keterkaitan perasaan Habib Umar terhadap pengikut-pengikutnya yang mencintainya amatlah besar, tentang masalah ini banyak dikenal orng, namun disini hanya sedikit yang bisa kami sebutkan, diantaranya:
Disebutkan bahwa Syeikh Salmin bin Umar dan kawan-kawan pergi keyaman, mereka naik kuda, ketika melewati pantai, tiba-tiba kuda Syeikh Salmin berjalan ditepi laut, kebetulan saat itu ada gelombang yang menerjang kuda Syeikh Salmin, hingga kudanya Syeikh Salmin terseret ketengah laut. Kawan-kawan beliau tidak sempat memberikan bantuan kepadanya.
Syeikh Salmin yang sedang menghadapi maut itu ingat kepada Habib Umar sehingga ia berteriak menyebut nama Habib Umar. Dengan Rahmat Allah SWT maka seolah-olah ia diselamatkan oleh seorang yang sedang menaiki seekor kuda. Setelah ia selamat maka ia menaiki kudanya yang tadi ikut terseret ketengah laut itu. Tidak lamapun ia dapat menyusul kawan-kawannya sehingga mereka tercengang dan merasa gembira.
Disebutkan oleh Syeikh Bamasyimus bahwa pada suatu hari ketuka kami dan Syeikh ali Baras dan rombongannya berkunjung kedesa Habib Umar di Huraidzah, maka beliau menyuruh kami untuk meneruskan perjalanan kebagian bawah Hadhramaut. Ketika kami dikota tarim aku menderita sakit sehingga tidak dapat mengikuti rombongannya Syeikh Ali Baras, lalu ia menyuruh aku kembali, keyika aku sampai didesa Dhiby, bertanbah sakitku sehingga aku pingsan.
Dimalam hari aku sedang mendengar Habib Umar sedang berdehem dirumahnya di Huraidzah sedangkan aku di Wadi Dhiby, maka saat itu hilanglah penyakitku dan kesehatanku kembali pulih, karena karamat Habib Umar.
Pada suatu hari Muhammad bin Hishin Al-Huraidhi begadang bersama teman-temannya, pada waktu itu sedang musim belalang yang merusak tanaman. Mereka sepakat untuk membakar belalang mulai dari sarangnya yang ada disuatu gua yang bernama Gorgodah sebelah utara Huraidhah.
Pada malam itu mereka keluar dengan membawa api dan pelapah kurma menuju gua. Sesampai didalam gua dari obor seseorang dari mereka menimbulkan api membara disekitarnya, nampaknya api itu dianggap remeh oleh mereka, karena itu mereka tidak memperdulikannya. Setelah api semakin membesar maka mereka tidak dapat menemukan jalan keluar dari gua itu sehingga mereka yakin bahwa mereka akan binasa. Disaat itu mereka ingat Habib Umar, kemudian mereka memohon ampun kepada Allah SWT dan bertawassul kepada Habib Umar. Maka dengan belas kasih Allah salah satu celah dari gua tersebut terbuka sehingga terbentang jalan keluar bagi mereka.

AMPUNAN TUHAN




Penghapus dosa kecil

Adapun dosa-dosa kecil maka dapat terhapus dengan sebab mamperbuat perbuatan yang baik. Diantara perbuatan baik yang dapat menghapus dosa-disa kecil yaitu:
Pertama Isbaghul wudhu, artinya menyempurnakan wudhu dengan memperbuat segala sunat-sunat wudhu dan menjauhi dengan segala yang dimakruhkan dalam berwudhu.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Tidak menyempurnakan seorang hamba akan wudhunya melainkan Allah ampuni baginya dosa-dosa yang telah lewat dan yang aka datang.” (HR Nasa’i)
Kedua Ijabatul Muazzin. Artinya menjawab orang azan.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Barang siapa yang mengata ketika mendengar muazzin berkata ASYHADU ALLAAILAAHA ILLALLAH, menjawab ia dengan ucapan ASYHADU ALLAAILAAHA ILLALLAH RADHITUBILLAHIRABBA WABIL ISLAAMI DIENA WABI MUHAMMADIN SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM NABIYYA. Maka Allah ampuni baginya dosa-dosa yang telah terdahulu.
Ketiga mengucap amin didalam shalat.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Apabila mengucap amin oleh imam maka ucaplah amin oleh mu. Barang siapa berbetulan aminnya dengan aminnya malaikat, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.”
Keempat shalatudhuha.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya orang yang shalat dhuha diampuni bagunya dosa-dosa yang telah terdahulu dan yang akan datang kecuali qisas.”
Kelima Al-Qiraat ba’dal jumuah, artinya membacasurah-surah ini sesudah Shalat Jum’at.
Nabi SAW bersabda yang artinya:
“Barang siapa sesudah salam shalat jum’at, sebelum melipat kakinya membaca Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-naas tujuh kali, diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu dan diberi pahala sebilangan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.” (HR Zahiruddin Abul As’ad).

KEWAJIBAN ORANG TUA KEPADA ANAKNYA

Amierul Mu’minien Umar bin Khathab ssebagai khalifah pernah didatangi seorang bapak yang melaporkan kedurhakaan anaknya, anak tersebut dihadirkan dihadapan Khalifah Umar. Beliau berbicara panjang lebar tentang kewajiban-kewajiban seorang anak kepada bapaknya dan memberinya nasehat dan peringatan betapa besar dosa seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya.
Sesudah itu sianak angkat bicara, “ Wahai Khalifah Umar yang mulia kalau tadi engkau jelaskan kewajiban seorang anak kepada orang tuanya lalu apakah ada kewajiban orang tua terhadap anaknya?” Khalifah Umar menjawab “tentu ada juga” lalu anak itu berkata “ tolong jelaskan apa saja agar ayahku mendengar” sahutnya.
Khalifah Umar menjelaskan kewajiban seorang ayah kepada anaknya antara lain yaitu, memilih calon dari ibunya dari wanita baik-baik, memberinya nama yang baik dan mengajarinya Al-Qur’an. Mendengar yang demikian sianak kembali bicara “ Wahai Khalifah, ayahku tidak berbat satupun diantara yang engkau sebutkan tadi, Ibuku seorang budak yang non muslimah, nama yang diberikannya kepadaku ialah Ju’alah(kelalawar) dan ia tidak pernah mengajariku Al-Qur’an.”
Mendengar jawaban sianak tadi Khalifah Umar berpaling kepada orang tua sianak tersebut seraya berkata “Wahai laki-laki, engkau datang kepadaku melaporkan kedurhakaan anakmu sedangkan engkau sendiri telah mendurhakai anakmu sebelum dia durhaka kepadamu.”

Barangkali hal ini banyak terjadi ditengah-tengah masyarakat kita, kita selalu menuntut anak berbakti kepada orang tuanya tetapi kita tidak mencontohkan dan mengajarkan bagaimana berbuat baik kepada orang tua, malah sebaliknya kita telah berbuat jelek terhadap anak-anak kita.
Nabi SAW sangat sayang kepada generasi muda, diantara sekian banyak hadist yang beliau tuturkan, beliau mewasiatkan tentang anak, bahwa hak anak dari orang tuanya(kewajiban orang tua terhadap anak) memberi nama yang baik, mendidiknya adab yang baik juga mengajarkan Kitab suci Al-Qur’an, memberinya makanan yang halal dan bergizi dan mengawinkannya bila saatnya tiba. Jangan menuntut/berharap sesuatu yang baik dari anak kalau kita tidak menanamkan kebaikan itu kepadanya.

SURAH AR-RAHMAN

Diantara Surah-surah Al-Qur’an ada yang bernama surah Ar-Rahman, surah ini diturunkan di Madinah dan berjumlah tujuhpuluh delapan ayat.
“ Dialah Tuhan yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan Al-Qur’an. Yang telah menciptakan manusia. Yang mengajarkan kepada manusia itu keterangan.”

Rasulullah saw bersabda yang artinta:
“ Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada pengantennya dan penganten Al-Qur;an adalah Arrahman.”
Dalam Hadist lain Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“ Orang yang membaca surah Al-Hadid dan surah Al-Waqi’ah dan surah Ar-Rahman dalam suatu kesempatan, maka dipanggil dia pada kerajaan langit dan bumi sebagai oran yang menempati surga firdaus nantinya.”
Biasanya kita mengartikan Ar-Rahman dengan pengasih penyayang atau pemurah, karena hanya itu kalimat yang ringkas yang mampu kita ucapkan untuk menterjemahkannya, namun sebenarnya Ar-Rahman itu mempunyai arti yang sangat luas tentang bagaimana kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya.
Al-Imam Al-Ghazali ra mengatakan: Ar-Rahman itu artinya Tuhan yang maha Pengasih Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.
Pertama dengan menciptakan hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih sayang.
Kedua dengan memberikan petunjuk iman dan sebab-sebab keberuntungan.
Ketiga dengan dijadikan orang yang beruntung.
Keempat dengan memandang Dzat yang mulia disurga nanti.

Ar-Rahman itu adalah nama yang khusus hanya bagi Allah SWT, tidak boleh (haram) diberi nama seorang juapun dari makhluk Allah SWT, baik itu manusia, binatang, benda-benda seperti mesjid, madrasah, toko dan yang lainnya.
Jangankan manusia biasa, Rasulullah pun tidak diberi Allah nama Ar-Rahman ini, padahal bukan main kasih sayangnya Rasul kepada ummatnya. Orang yang meludahi dibalas beliau dengan senyum, orang yang melempari beliau dengan batu malah dido’akan agar diberi hidayah. Bagaimana sayangnya Rasul kepada ummatnya hanya diberi Ar-Rahim tidak Ar-Rahman.
Imam Fakhrurrazi mengatakan, “Ar-Rahman itu adalah Dzat yang memberikan ni’mat yang mana tidak dimungkinkan manusia memberikan ni’mat seperti itu.”

Sabtu, 25 Juni 2011

JANGAN PERNAH PUTUS ASA DARI RAHMAT

Dari Ibnu Mas’ud Nabi saw bersabda: “seorang pendosa yang sangat mengharap rahmat Allah lebih dekat disisi Allah daripada ahli ibadah yang putus asa akan rahmat Allah”.

Zaid bin Aslam mendapat cerita dari umar: Pada masa lalu hiduplah seorang hamba yang tekun ibadahnya. Sayang ia tak pernah mengharap rahmat Allah, ketika meninggal ia bertanya kepada Allah, “Wahai Tuham, apa yang akan engkau berikan kepadaku?” “Neraka” jawab tuhan. “ Wahai Tuhan, kalau begitu kemana ibadahku dan amal baikku?” protesnya. “Ketika didunia kau putus asa dari rahmatku, maka hari ini tak kuberikan rahmatku.”

Abu Hurairah berkisah berdasarkan cerita Nabi saw: Hiduplah seorang laki-laki yang selama hidupnya tak pernah berbuat baik selain keyakinan hanya Allah yang Maha Esa. Ketika ajal siap menjemput, ia berpesan kepada keluarganya, “jika aku mati, bakarlah jasadku dan buang abunya kelaut disaat angin bertiup,” keluarganya memenuhi pesan tersebut. Ketika diakhirat Allah bertanya kepadanya, “amal apakah yang kau jadikan bekal?” “ Hanya rasa takut menghadap engkau wahai Tuhan” jawabnya. Lantas Allah mengampuninya padahal dia sama sekali tak pernah berbuat baik selain mengesakan Allah. Wallahu A’lam..

SIFAT KIBIR

Kibir(sombong) merasa lebih utama dari orang lain, merasa lebih baik dari orang lain adalah salah satu dari dosa-dosa besar. Yang demikian ini bisa disebabkan karena;
1.Ilmu, merasa punya ilmu yang lebih dari orang lain.
2.Ibadah, merasa iabadahnya lebih banyak/bagus dari orang lain.
3.Harta, merasa punya harta lebih banyak dari orang lain.
4.Keturunan, merasa keturunan orang-orang baik/shaleh.
5.ketampanan/kecantikan, merasa lebih tampan/cantik dari orang lain.
6.Jabatan, merasa punya jabatan yang tinggi.
7.Banyak teman, banyak pengikut, dan banyak lagi penyebab-penyebab datangnya sifat sombong yang lainnya.

Boleh kita merasa atau punya sifat seperti itu apabila kita tahu dengan pasti bahwa kita nantinya mati dalam keadaan Khusnul-khatimah. Pertanyaannya adalah adakah orang yang mengetahui tentang hal itu dengan pasti?

Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Allah tidak menyukai orang-orang yang bersifat sombong”.

Kalau Allah sudah tidak menyukai kita maka akan mengakibatkan pada diri kita tidak mendapatkan taufiq, malas beribadah, amal ibadah kita tertahan(tidak diterima), karena Allah hanya menerima amal ibadah orang yang taqwa.
Agar sifat ini tidak menyelubung dan tidak keterusan dihati kita maka cepat-cepatlah taubat serta ingatlah bahwa kita sangat dibenci Allah, dan berfikir seandainya kita mati disaat itu maka kita akan masuk neraka dan sejajar dengan Iblis yang terkutuk.

Dan Nabi saw pun bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang ada sifat sombong dihatinya walau seberat zarrah”.

TAUBAT SEBELUM TERLAMBAT

Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Bahwasanya seorang Mu’min bila berbuat dosa, terbitlah titik hitam dihatinya, jika bertaubat dan berhenti melakukan dosa dan minta ampun maka dikilapkan kembali hatinya dan jika dia menambah dosa, maka bertanbahlah titik hitam tersebut, sehingga hatinya ditutupi, yang demikian itu ran ( karat) yang disebut Allah dalam kitab-Nya, “ sekali-kali tidak, tetapi telah berkarat hatinya karena dosa-dosa yang mereka lakukan.” (HR.Tarmizi)
Seseorang yang hatinya sudah berkaratseperti tersebut diatas, sulit menerima nasehat, sulit mendapat taufiq, berbahaya ditemani, dan suka mengajak manusia kepada kejahatan, seperti kelakuan syaithan yang terkutuk.
Berkata Al Imam Hujjatul Islam Al-Ghazali, “ Taubat itu diwajibkan karena beberapa perkara:
1. Supaya mudah mendapat taufiq dari Allah.
2. Supaya ibadah-ibadah sunat bisa diterima oleh Allah.

Bagaimana mungkin seseorang bermunajat kepada Allah swt sedangkan Allah ta’ala murka kepadanya.

Berkata Sayyid Muhammad Abdullah Al-Jurjani, “Taubat merupakan pokok segala Maqam dan Hal. Orang yang tidak bertaubat tidak ada maqam dal hal baginya, seperti orang yang tidak punya tanah, tidak mungkin bisa membangun satu bangunan. Maka wajib atas seorang hamba bersegra bertaubat atas segala dosa-dosanya agar dia terlepas dari murka Allah Ta’ala dan dari Neraka Jahannam dan siksa-siksa lainnya, dan lagi supaya terlepas dari kehinaan yang abadi dan supaya mendapat keberuntungan yang abadi, hampir dengan pintu rahmat Allah Ta’ala, mencapai ridha dan surga-Nya dan pula supaya mudah mendapatkan taufiq Ta’ala untuk berbuat amal shaleh dan lagi supaya diterima amal ibadah, karena kebanyakan amal ibadah itu hukumnya sunat, sedangkan taubat hukumnya wajib, tidak diterima amal ibadah yang sunat-sunat sebelum melaksanakan yang wajib disegrakan.
Berkata sebagian Ulama: “ jangan sekali-kali menunda taubat, sebab menunda taubat itu membawa dua bahaya yang sangat besar. “1. Bertumpuknya dosa yang menjadi titik hitam didalam hati sehingga menjadi rain(karat yang tidak bisa dihapus lagi kecuali dengan api). 2. mendadak maut sehingga tidak bisa lagi bertaubat, maka celakalah dia.
Bagaimana bisa mendapatkan taufiq sedangkan dia berada dalam kejahatan,? Bagaimana bisa diajak untuk berkhidmat kepada Allah sedangkan dia terus menerus dalam maksiat? Dan bagaimana bisa dihampirkan untuk munajat sedangkan dia masih bercelumur dangan najis dan maksiat.

MASIH ADAKAH BERKAH DINEGRI INI?

Bukankah negri kita yang tercinta Indonesia ini subur dan seharusnya makmur.? Kekayaan alamnya ada diatas bumi, dibawah perut bumi dan didalam lautan, tetapi mengapa negri ini sampai terhutang Ratusan Triliun Rupiah,? Dan rakyat miskin makin hari makin bertambah. Pemberian Anugrah Tuhan yang seharusnya cukup ternyata masih kurang, bahkan kita malah mengimpor beras dari Negara tetangga yang mayoritas penduduknya Non Muslim, kita mengemis dan minta belas kasihan kepada Negara-negara maju yang kebijakannya sering menyudutkan Islam.
Mengapa demikian ? barangkali kita kehilangan berkah ?.
Allah swt berfirman yang artinya:
“Jika sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa niscaya kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”( QS.Al A’raf.96).
Mengacu pada ayat ini kita bertanya, mengapa Allah tidak melimpahkan berkah-Nya, apakah iman dan takwa kita belum mantap seperti yang dikehendaki? Apakah kita mendustakan ayat-ayat-Nya?, dimana letak kedustaan tersebut?
Menurut atsar sahabi : Dunia ini berupa kebun yang dihiasi dengan 5 tanaman. 1.Ilmu para Ulama. 2. Keadilan para penguasa/pejabat. 3. Ibadahnya para ahli ibadah. 4. amanahnya para pedagang/pemegang ekonomi. 5. kesungguhan para petugas/pekerja.
Mari kita bertanya apakah para Ulama sudah melaksanakan Amar ma’ruf nahi munkar dengan benar? Adilkah para pejabat/penguasa? Jujurkah para pedagang/pemegang ekonomi? Ikhlaskah para ahli ibadah itu? Dan betulkah para pekerja/petugas dalam menjalankan tugasnya? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Mari kita raih berkah dengan ajakan kepada para ulama, laksanakan Amar ma’ruf nahi munkar dengan benar, para pejabat/penguasa, adillah dalam mengambil keputusan dan kebijakan dengan memperhatikan rakyat kecil, para ahli ibadah, ikhlaslah dalam beribadah, para pedagang/pemegang ekonomi, jujurlah, jangan khianati amanah yang diberikan, para pekerja/petugas, sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas sesuai dangan ikrar atau janji yang pernah diucapkan. Wallahu A’lam Bishshawab.

RAJA DIDALAM SURGA

Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Kebanyakan penghuni surga itu dari orang-orang faqir yang lulus ujian, orang-orang faqir yang tidak lulus ujian hampir-hampir membawa kekafiran.

Bagaimana cara untuk supaya bisa lulus ujian tersebut,? Para Ulama menyimpulkan ada 6 hal agar supaya orang-orang faqir itu bisa lulus ujian:
1.Ridha dengan kefaqirannya, Nabi SAW bersabda: orang yang faqir meskipun tidak banyak beramal ibadah, tetapi dia ridha dengan kefaqirannya tersebut maka dia sudah mendapatkan pahala disisi Allah SWT, orang yang berdoa ingin kaya itu sudah termasuk orang yang tidak ridha.
2.Menampakkan keelokan dan kehormatan dirinya, orang yang mengemis, meminta-minta dan orang yang meminjam itu sudah tidak termasuk seperti yang dimaksud diatas.
3.Tidak merendahkan diri dengan orang kaya karena kekayaan orang tersebut.
4.Jangan lemah beribadah, bersedekah karena kefaqirannya, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Bila orang yang kaya mengucap Tasbih dan orang faqir juga demikian, tidaklah menyamai pahala orang yang faqir itu dengan orang yang kaya, meskipun sikaya bersedekah sebanyak 100 ribu dirham.
5.Tidak mengemis kepada manusia, berkata Nabi: orang yang tidak meminta-minta sangatlah kami cintai.
6.Jangan menghendaki dengan apa yang ada ditangan orang lain.

Orang yang mampu menjaga yang 6 perkara ini kelak mereka nanti menjadi Raja didalam surga.

ANAK SHOLEH

Sangat beruntung anak yang sholeh dan sangat beruntung orang tua yang mempunyai anak yang sholeh, secara singkat pengertian anak yang sholeh ialah anak yang berbakti kepada Tuhannya dan berbakti kepada kedua orang tuanya, anak yang sholeh merupakan aset bagi kedua orang tuanya baik didunia maupun diakhirat nanti. Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: “ Apabila mati anak adam maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara: Pertama, shadaqah jariah. Kedua, ilmu yang diambil orang manfaatnya. Ketiga, anak yang sholeh yang mendo’akan kedua orang tuanya.” Tidak mudah mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh, selain kesabaran, diperlukan pendidikan agama secara mendalam, perhatian khusus dan pengawasan yang ketat, juga contoh dan teladan yang baik dari kedua orang tuanya, lingkungan atau pergaulan yang mendukung serta doa yang selalu dipanjatkan kehadirat Allah SWT.
Didirikannya lambaga-lembaga pendidikan agama seperti Madrasah, Pondok Pesantren dan semisalnya merupakan satu upaya membantu para orang tua untuk mendidik anak mereka menjadi anak sholeh. Seorang anak yang dimasukkan pondok pesantren misalnya, dia sangat berpotensi menjadi anak yang sholeh karena dipondok pesantren dia mendapatkan pendidikan agama secara mendalam, pengawasan yang ketat dari pengasuh dan ustadznya tentang belajarnya, ibadahnya, pergaulannya, maupun akhlaqnya sehari-hari. Namun bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh pengasuh dan para ustadz tidak bisa berhasil sesuai yang diharapkan tanpa dukungan penuh dari kedua orang tuanya, terutama tentang pendanaannya dan pengawasannya sewaktu dia(santri) meni’mati hari libur dirumahnya, tidak sedikit santri yang terhenti karena kekurangan biaya, dan tidak sedikit santri yang malas masuk kembali kepondok pesantren sesudah meni’mati kebebasannya sewaktu hari libur dirumahnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang santri bisa berhasil sesuai yang diharapkan apabila: 1. Kemauan dari santri itu sendiri, 2. Dukungan penuh dari kedua orang tuanya, 3. Keseriusan pengasuh dan para ustadz dalam membimbingnya. Untuk nomor tiga ini diperlukan ketelitian kedua oran tua memilih pondok pesantren yang sudah terbukti dan teruji keberhasilannya.

PINTU-PINTU SYAITHAN

Syaitan ada memiliki banyak pintu, dan apabila kita membukakan pintu itu maka syaithan pun akan mengajak kita, bila kita mengikutinya maka jadilah kita termasuk golongan syaithan tersebut Naudzubillah.
1.Marah.
2.Hasad.
3.Suka berhias-hias yang berlebihan.
4.Thama(tidak merasa cukup dengan apa yang sudah ada).
5.Suka bersegra(tergesak-gesak).
6.Bakhil(kikir).
7.Uang.
8.Tunduk, patuh atau taatnya seorang suami kepada istri, Imam Hasan Al-Bashri bersumpah:”Demi Allah tidaklah seorang laki-laki yang tunduk kepada istrinya melainkan masuk neraka”.
9.Ilmu hakikat.

SYAFAAT AL-QUR’AN

Dari Anas ra, dalam sebuah hadist marfu’ Nabi saw bersabda: ” Sebuah rumah, apabila dibacakan padanya Al-Qur’an, hadir padanya oleh malaikat dan menjauh dari padanya oleh syaithan dan luas rumah itu atas penghuninya dan banyak kebaikannya dan sedikit kejahatannya. Dan bahwasanya rumah apabila tidak dibacakan padanya Al-Qur’an, hadir padanya oleh syaithan dan
menjauh oleh malaikat dan sempit atas penghuninya dan banyak kejahatannya dan sedikit kabaikannya.”

Dari Abi Amamah ra bahwa Rasulullah saw barsabda: “Bacalah Al-Qur’an maka bahwasanya Qur’an itu datang nanti pada hari kiamat memberi syafaat kepada yang membacanya.”

Dari Ali ra, Rasulullah saw bersabda: “Didiklah anak-anak kamu tiga perkara, mencintai Nabi kamu, mencintai keluarga Nabi dan membaca Al-Qur’an. Bahwasanya orang yang memelihara Al-Qur’an berada pada naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya beserta para Nabi dan orang-orang pilihan-Nya.”

Dari Abu Hurairah ra, Nabi bersabda: “Tiada seorang laki-laki yang mengajari anaknya Al-Qur’an dalam dunia, kecuali diberi bapaknya mahkota pada hari kiamat dengan mahkota dari surga, mengenalinya dengan mahkota itu oleh penduduk surga dengan sebab mengajari anaknya Al-Qur’an dalam dunia.

SURAH YASIN

Rasulullah SAW barsabda yang artinya:

“Barang siapa membaca atau mengamalkan surah Yasin setiap malam, dan jika dia mati maka dia mati syahid”.

“Barang siapa membaca surah Yasin dipagi hari, maka Allah mudahkan dia pada siang itu sampai sore hari”.

“Barang siapa mambaca surah Yasin pada malam hari, maka Allah mudahkan dia pada malam itu sampai pagi hari”.

“Tidak ada seorang muslim yang dalam keadaan sakarat dan dibacakan disisinya surah Yasin, kecuali Allah lapangkan dia”.

“Siapa jua orang islam yang dibacakan disisinya surah Yasin ketika dia menghadapi sakaratulmaut, maka turun disetiap hurufnya 10 malaikat yang memintakan rahmat kepada Allah SWT, memintakan ampun,dan ikut menyaksikan ketika dia dimandikan, ikut mengantarkan jenazahnya, ikut manshalatkan, dan ikut manyaksikan ketika dia dikuburkan”.

KEUTAMAAN ILMU

Tuntutlah ilmu sesungguhnya menuntut ilmu adl pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla dan mengajarkannya kepada orang yg tidak mengetahuinya adl sodaqoh.
1.Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia . Ilmu pengetahuan adl keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.
2. Wahai Aba Dzar kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lbh baik bagimu daripada shalat seratus rakaat dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak itu lbh baik daripada shalat seribu raka’at.
3. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim . {HR.
Ibnu Majah}
4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah ketenangan dan kehormatan diri dan bersikaplah rendah hati kepada orang yg mengajar kamu.
5. Janganlah kalian menuntut ilmu utk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu utk penampilan dalam majelis dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka .. neraka.
6. Kelebihan seorang alim terhadap seorang ‘abid ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang.
7. Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.
8. Duduk bersama para ulama adl ibadah.
9. Apabila kamu melewati taman-taman surga minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya Ya Rasulullah apa yg dimaksud taman-taman surga itu? Nabi Saw menjawab Majelis-majelis taklim.
10. Apabila muncul bid’ah-bid’ah di tengah-tengah umatku wajib atas seorang ‘alim menyebarkan ilmunya . Kalau dia tidak melakukannya maka baginya laknat Allah para malaikat dan seluruh manusia. Tidak akan diterima sodaqohnya dan kebaikan amalannya.
11. Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dgn kendali dari api neraka. {HR. Abu Dawud} 1

Sabtu, 11 Juni 2011

Cerpen Inspiratif



Senyum Kemenangan di Penghujung Jalan


Di pagi itu gerimis turun, di dalam kamarnya yang megah Nazwa duduk terpaku disamping ranjang sambil memandang kosong ke arah jendelanya yang menghadap halaman rumah. Yang ada dalam fikirannya adalah bagaimana senangnya ia jika berada diantara tetesan – tetesan hujan itu berlari kesana kemari. Sesaat ia tersenyum senang, tapi kembali murung seraya ia ingat kalau itu tidak mungkin. Karna penyakit kangker otak yang di idap tubuhnya.
Nazwa, begitu ia dipanggil. Namanya manis.. semanis senyumnya, hidungnya yang mancung, alisnya runcing kebawah dengan bola mata yang indah seakan menari – nari disana. Ia adalah gadis yang yang masih berusia 18 tahun dengan seorang ibu yang setia merawatnya seorang diri, tanpa seorang suami.
Tok… tok… tok… “Nazwa sayang, ayo makan nak..”
Ketukan pintu dan suara ibunya itu seketika membuyarkan lamunannya. Sekejap kemudian Nazwa sudah berjalan menuju pintu kamarnya seraya berkata.
“iya ma, tunggu sebentar..”
Sesaat setelah pintu dibuka, ia melihat ibunya sudah tersenyum dengan nampan berisi makanan dan minuman ditangan beliau.
“Sekarang makan nak ya, mama suapi.” Kata ibundanya sambil menarik tangannya dan berjalan menuju tempat tidur miliknya.
“Ma, Nazwa bosan makan bubur seperti itu terus..” ucap Nazwa sambil memelas.
“Nak, kamu mau sembuhkan.? Kalau mau sembuh, ya harus begini dulu caranya..”
Didalam bathin, sebenarnya ibundanya meringis. Karna kenyataannya sebenarnya tidak tidak begitu. Penyakit Nazwa sudah terlalu parah untuk di sembuhkan. Nazwapun berfikir seperti itu, tapi ia tidak mau melihat ibundanya sedih.
“Ya sudah, sini biar Nazwa saja menyuap sendiri.”
“nah, begitu dong.. baru anak mama…” bu Fatimah sambil memeluk anaknya.
Nazwa sudah selesai makan, ibunya tetap setia menemani.
“Nak, nanti kita sholat magrib kemesjid ya.. Banyak – banyak berdo’a biar kamu cepat sembuh.” Kata bu Fatimah kepada anaknya.
“iya ma, boleh juga..” sahut Nazwa.
Ditempat lain, seorang pemuda sedang asyik menyusun bukunya kedalam rak. Azwar, begitu ia dipanggil. Pemuda tampan itu baru saja sampai dikampungnya karna lama mondok di pesantren, dan baru saja lulus. Anak pasangan bu Nazilah dan pak Anwar itu memang suka sekali dengan hal yang berkaitan agama.

Sedang asyik – asyiknya, kumandang adzan dimesjid yang berjarak 500 meter dari rumahnya ternyata telah terdengar. Tanpa fikir panjang Azwarpun langsung berlari menuju kamar mandi lalu berwudhu. Dengan cepat juga ia langsung menuju mesjid, sepertinya ia tidak mau kehilangan sholat sunnahnya barang satu kali. Nazwa dan bu Fatimah juga bergegas menuju tempat yang sama.
Sholat magrib pada hari itu berjalan cukup khusyu’. Para jamaah sudah banyak yang meninggalkan mesjid. Tingallah Nazwa dan ibundanya beserta Azwar yang di pisahkan oleh tirai tipis. Azwar nampak khusyu’ dengan dzikirnya, dan dua beranak itu larut dalam do’a dan pengharapan mereka masing – masing.
Tiba – tiba Nazwa berteriak histeris.
“Aduuuh.. mama, kepala Nazwa sakit sekali maaa.. Nazwa gak kuat maaa… Aduuuh..”
Azwar kaget mendengarnya dan bergegas menuju tempat asal suara itu berada. Sesaat kemudian ia sudah menemukan bu Fatimah yang memeluk anaknya sambil ketakutan.
“Kenapa ini bu.?” Buka Azwar.
Tolong anak saya nak, penyakitnya sepertinya kambuh lagi.. tolong bantu saya membawanya kerumah.!” Sahut bu Fatimah dengan sedikit terbata.
Azwar terdiam sejenak dan berfikir.
“Bagaimana ini, saya tidak berhak menyentuh perempuan ini.. Tapi, kalau tidak saya tolongitu juga bisa menjadi dosa. Bismillah, mudahan pilihan saya tidak salah.”
“Ayo bu, kita angkat sama – sama..” kemudian Azwar dan bu Fatimah membawa Nazwa kerumah.
“Terima kasih banyak ya nak, ibu tidak tau kalau tidak ada kamu akan bagaimana jadinya.” Ucap bu Fatimah kepada Azwar.
Azwar tersenyum mendengar perkataan bu Fatimah, lalu ia berkata.
“Terima kasihnya buat Allah saja bu, saya inikan Cuma perantara. Hee..”
“Astaghfirullah.. iya nak kamu benar, Alhamdulillah.. Hemm, ngomong – ngomong sepertinya ibu baru sekali ini pernah melihat kamu. Kamu pendatang baru ya.?” Sahut bu Fatimah.
“Dibilang pendatang sih ya bukan juga, karna saya asli sini. Tapi memang saya baru datang tadi pagi kekampung ini, jadi maklum saja ibu tidak pernah melihat saya sebelumnya.” Jawab Azwar.
“Memangnya sebelum datang tadi pagi kamu tinggal dimana.?” Tanya bu Fatimah.
“Saya ini baru pulang dari nuntut ilmu bu,baru kemaren lulus dari pesantren.” Tutur Azwar.
“Berarti sudah banyak ilmu agamanya ya sekarang..” canda bu Fatimah.
“Hehe, insyaAllah bu.. Maaf, sepertinya sudah mulai larut malam.. saya permisi pulang dulu ya bu.”
Azwarpun beranjak pergi dari rumah Nazwa dan pulang menuju rumahnya.
Keesokan harinya, Nazwa bangun dari tidur dengan memegang kepalanya karna masih merasakan sedikit sakit akibat kambuhnya penyakitnya tadi malam. Ia lihat ibunya sudah ada disamping tempat tidurnya, duduk tertidur pulas. Mungkin kecapekan karna menjaga Nazwa hampir semalaman.
Dengan hati – hati ia bangkit dari tempat tidur menuju dapur untuk menyiapkn sapan buat ibunya. Ketia ia berbalik ingin menuju kamarnya, Nazwa kaget karna telah mendapati ibunya dibelakangnya dengan mata berbinar.
“Mama bangga sama kamu nak, biar sesakit apa keadaanmu, kamu tetap ingin membuat mama bangga.” Kata bu Fatimah kepada anak tercintanya.
“Karna cuma ini yang bisa Nazwa lakukan ma, Nazwa kan tidak bisa melakukan yang lebih dari ini agar mama bangga.”
Mendengar perkataan anaknya itu bu Fatimah jadi teringat dengan pemuda yang menolong anaknya tadi malam. Bu Fatimah sudah memikirkan suatu hal yang diharapkannya akan membuat Nazwa bahagia.
“Tadi malam mama ngobrol – ngobrol dengan pemuda yang sudah menolong kamu. Namanya Azwar.”
“Azwar…” Sahut Nazwa setengah berbisik.
Ada perasaan aneh yang menyusup kehatinya, mungkin karna ia salut dengan pemuda yang mau menolongnya itu.
“Kamu setuju tidak kalau mama minta ia untuk mengajarimu tentang ilmu agama.? Dari situ kamu bisa banyak tahu, kalau kamu sudah pinter mama jadi tambah bangga…” kata ibunya sambil tertawa kecil.
“Terserah mama saja, asal mama bahagia..” Sahut Nazwa di iringi dengan senyum.
Sore harinya bu Fatimah pergi kerumah Azwar, karna ia sudah tahu ternyata Azwar adalah anak teman baiknya yaitu bu Nazilah. Sesampainya dirumah Azwar, bu Fatimah mengetuk pintu dan mengucap salam. Tak lama pintu dibuka, dan bu Nazilah menjawab salam
“Wa’alaikumussalam… eh, ada apa bu.? Sambut bu Nazilah.
“Begini bu, saya ada perlu dengan anak ibu yang namanya Azwar..” balas bu Fatimah.
“lho.? Kok ibu bisa kenal dengan anak saya.?.” sahut bu Nazilah setengah kaget.

Lalu bu Fatimah menceritakan kejadian dimesjid yang membuat ia kenal dengan anak bu Nazilah itu dan mengutarakan tujuannya datang kesana..
“Saya turut prihatin dengan keadaan Nazwa bu, mudan – mudahan saja ia bisa disembuhkan.” Kata bu Nazilah setelah mendengar penuturan ibunda Nazwa.
“Amiin.. mudah – mudahan saja ya bu..” Sahut beliau.
Sesaat wajah ibu paru baya itu terlihat murung, tapi ia tetap berusaha tersenyum. Ibu Nazilah berjanji akan menanyakan pendapat Azwar tentang hal tersebut. Akhirnya setelah mengucap salam, bu Fatimah pamit pulang.
“Bagaimana pendapatmu War.? Apa kamu bersedia mengajari anaknya bu Fatimah itu.?” Ucap bu Nazilah membuka perbincangan setelah makan malam. Sebelumnya beliau sudah menceritakan prihal tersebut kepada anaknya. Azwar telihat berfikir beberapa saat, lalu ia menjawab pertanyaan ibunya dengan santai.
“Yaa, Azwar sih mau – mau saja bu mengajarinya. Tapi apa tidak akan menimbulkan fitnah nantinya.?”
“ya tidak lah, kan nanti ada ibunya yang menemani.” Tutur bu Nazilah.
“betul juga ya.. waah, ibu sudah pandai ya sekarang.” Dengan nada jenaka Azwar menjawab. Ibunya pun tertawa menyaksikan tingkah laku anaknya itu. Sayang, pak Marwan sedang tidak ada drumah saat itu.
Hari berikutnya telah tiba, Azwar sudah berjalan menuju rumah Nazwa dengan santai. Ditangannya sudah tergenggam kitab fiqih yang cukup tebal. Sementara itu dari balik jendela kamarnya, Nazwa mengamati langkah laki – laki itu. Setelah sadar kalau laki – laki itu mungkin saja Azwar yang akan mengajarinya, ia langsung bangkit menuju lemari dan mengambil jilbab warna coklat kesukaannya.
Tak lama Azwar sudah masuk kerumah Nazwa dengan dipersilahkan oleh ibunya. Ibunya itu kemudian mengetuk kamarnya dan menyuruhnya untuk keluar.
“Nazwa, ayo cepat keluar.. Azwarnya sudah datang, tidak enak kalau ia menunggu terlalu lama.”
“Iya, mama duluan saja. Nazwa mau mencari buku dan polpen Nazwa dulu sebentar, nanti Nazwa nyusul.” Sahutnya.
Ya sudah, ibu tunggu ya..” setelah berucap, bu Fatimah langsung pergi.



Tak lama, Nazwa sudah keluar dari kamar menuju ruang tamu dengan mengenakan gamis dan kerudung coklatnya. Azwar pun terpana melihat kecantikan Nazwa, tak ia sangka gadis yang mengerang kesakitan waktu hendak ia tolong itu wajahnya menyerupai bidadari, itulah yang ada dalam fikirannya saat itu. Tapi tak ingin ia memandang wajah gadis yang begitu indah dimata itu karna takut akan dosa, ia beristighfar dalam hati lalu menundukkan kepala.
Bu Fatimah memulai pembicaraan dengan memperkenalkan nama mereka berdua masing – masing.
“Nazwa, ini Azwar yang menolong kamu tempo hari.. dan Azwar, ini Nazwa anak ibu.”
Keduanya tersipu malu setelah diperkenalkan seperti itu.
“Ayo silahkan kalau mau mulai belajarnya sekarang, ibu mengawasi dari dapur saja.” Lanjut bu Fatimah.
“Terima kasih atas kepercayaannya bu.” Sahut Azwar.
Nazwa terlihat sangat gugup saat itu, Azwar juga seperti itu. Tapi Azwar berusaha menutupinya dengan tetap tenang dan mulai menjelaskan bab thaharah, hal paling dasar dalam kitab fiqih. Dimulai dari pengertian, tata cara dan yang selanjutnya. Nazwa dengan mimik serius berusaha memahami apa yang dijelaskan Azwar. Tak terasa sudah dua jam berlalu, Azwar langsung minta diri untuk pulang.
Hari – hari terus berjalan, tak terasa sudah tiga minggu Azwar dan Nazwa semajelis, memberi dan menerima ilmu. Dan pertambahan waktu itu sudah membuat mereka lebih cair saat bertemu. Nazwa terlihat lebih semangat dari hari – hari sebelum mengenal Azwar, begitu juga Azwar. Ia semakin mengagumi adis dihadapannya itu, sepertinya ia mulai menaruh hati dengan Nazwa. Di samping ia merasa Nazwa anak yang cukup pandai, ia juga merasa gadis itu berjiwa muslimah sejati.
“Hayoo.. pak Ustadz kenapa melamun.? Sambar Nazwa mengagetkan Azwar sampai – sampai ia terperenjat. Tapi Azwar langsung bisa menguasai diri dan menyahut dengan polos.
“Saya bukannya melamun, tapi lagi memikirkan sesuatu hal. Hehehe.”
“Bedanya apa sama melamun.? Orang yang barusan tadi pengertiannya kan.?” Jawab Nazwa. Azwar diam saja sambil cengar – cengir mendengar hal itu.
Malam harinya Nazwa tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi sore bersama Azwar. Sebenarnya ia juga menaruh hati dengan Azwar, tapi ia malu untuk menunjukkan perasaannya itu. Karna seperti yang pernah didengarnya, malu adalah senjata perempuan.
Di ambilnya pena dan buku catatannya yang berada di atas meja disamping tempat tidur. Setiap malam sebenarnya ada hal yang slalu ia lakukan, yaitu menulis. Ia mulai menarik ujung penanya di atas kertas, barisan kata – kata penuh makna terukir indah disana.
Bukit nan tinggi tak mampu ku daki
Laut luas tak kuasa ku sebrangi
Asa hati hendak ku laku.
Tapi badan tak kuasa menyangga

Hati meringis terima takdir
Iri sangat melihat orang mampu
Hingga tetes butiran bening
Meratapi raga yang tak izinkan

Bulan datang sinari malam gelap
Buat semangat jalani hidup
Mengukir kata dekertas bening
Buat gundah hilang sudah

Satu lagi barisan kata indah menghias buku catatannya, yang mampu menggebukan semangat hidupnya. Itulah yang ia rasakan dikehidupannya, saat hatinya gundah ibunya selalu datang menyemangati dan membuat ia berfikir positif. Kalau hebat tak perlu slalu fisik yang mesti di andalkan, dengan fikiranpun kita bisa. Ia tutup buku catatannya lalu tidur sesudah membaca do’a.
Esoknya, Nazwa sudah duduk diruang tamu untuk menunggu Azwar. Tapi hari ini Nazwa terlihat murung. Tak lama Azwar datang mengucap salam dengan wajah secerah biasanya. Sedangkan Nazwa hanya menyahut dengan pelan, sikapnya itu membuat Azwar penasaran dan bertanya.
“Ada apa.? Kok murung..”
Nazwa menjawab lagi – lagi dengan pelan.
“Tidak ada apa – apa kok..” dengan memaksakan sedikit senyum diwajahnya
“Kalau ada masalah jangan dipendam, nanti jadi penyakit..” lanjut pak gurunya Nazwa itu.
Nazwa memikirkan kata – kata Azwar, lalu berkata.
“Kamu tau kan aku ini mengidap penyakit yang tergolong berbahaya.? Selama ini aku cuma bisa menyusahkan mama saja, aku ingin sekali melihat beliau bangga denganku. Tapi apa yang bisa aku lakukan dengan keadaan seperti ini.?”
Azwar diam saja mendengar perkataan Nazwa, karna ia tahu belum semua isi hati yang ditumpahkan oleh Nazwa.
“Aku takut jika nanti aku sudah tiada, hanya akan meninggalkan kesedihan untuk beliau, hanya tangis yang tersisa padanya..” suara Nazwa terdengar mulai parau.
“Pertanyaan itu slalu munculketika aku ingat dengat kangker otak yang ku idap, perih hati ini sudah mengalahkan sakit yang terasa dikepala, karna sakit hatiku lebih besar dari sakit badanku..”
Azwar ingin sekali memeluk dan mengelus kepala Nazwa.
“Andai saja kau sudah menjadi istriku, akan ku tenangkan kamu dengan pelukanku takan ku biarkan kau mengeluarkan air mata barang setetespun.” Katanya dalam hati.
Dengan berharap dapat menggebukan semangat Nazwa, Azwar berkata.
“Manusia di uji dengan 3 hal. Ibadah, maksiat dan musibah. Bisa tidak kita sabar dalam 3 hal itu, sabar dalam melaksaakan ibadah, dalam menjauhi maksiat dan menjalani musibah yang diberikan Allah kepada kita, orang sabar disayang oleh Allah.
Azwar berhenti sejenak untuk mengetahui apakah Nazwa menyimak dengan baik penjelasannya. Nazwa meminta Azwar untuk melanjutkan.
“Nah, ujian itu diberikan Allah untuk menghapus dosa atau meninggikan kedudukan kita disisiNya. Kalau kita banyak mengeluh atau berputus asa bukan sabar kan namanya.? Bukannya mendapat pahala malah jadi dosa.”
“Membanggakan orang tua itukan macam – macam caranya, tidak mesti dengan tubuh bugar saja kita baru bisa. Kita kan punya fikiran juga.”
“sudah faham gadis manis..?” tanya Azwar dengan senyum lebar.
“Tapi dengan cara apa yang hanya menggunakan fikiran.?” Nazwa balik bertanya.
“Hemm, biasanya kamu ngapain aja.?” Azwar juga kembali bertanya.
“Kok jadi begini sih, jadi main tanya – tanyaan..” sewot Nazwa.
Azwar tertawa mendengar perkataan gadis dihadapannya lalu ia menyahut.
“Ya kalau mau tahu jawabannya, jawab dulu pertanyaan dari saya tadi..”
“Aku suka menulis, berimajinasi dengan barisan kata – kata. Entah itu cerpen, atau pusi yang bermakana, yang mampu menguatkanku.” Jawab Nazwa dengan mata indahnya menerawang kosong entah kemana.
Azwar terlihat berfikir sejenak, ia menimbang – nimbang apa yang akan dikatakannya.
“”Begini saja, kebiasaan kamu itu dijadikan sesuatu yang akan membanggakan ibumu.”
Nazwa mengernyitkan dahinya, tanda bahwa ia tidak faham dengan perkataan Azwar.
“Kamu tulis cerita atau apalah yang bisa memotivasi kamu dan orang lain untuk tetap semangat dalam menjalani hidup. Saya punya kenalan yang bekerja di Percetakan dan Penerbitan, barang kali mereka mau menerbitkan buku yang ditulismu.” Lanjut Azwar.
Nazwa terlihat senang mendengar hal itu, ia berniat menulis sesuatu yang berharga. Yang mampu membakar semangat orang yang membacanya dan membuat ibunya bangga.
“Terim a kasih banyak ya, hari ini kamu sudah memberi semangat baru buat saya.” Kata Nazwa. Azwar hanya menganggukkan kepalanya.
Malam tiba, seperti biasa Nazwa kembali menulis. Tapi kali ini ia menulis dengan tujuan yang lain. Bukan hanya untuk menyemangati dirinya, tapi untuk memberi semangat para pembaca nantinya. Ia memulai dengan memberikan judul untuk bukunya, awalnya ia sempat bingung tapi tak berapa lama ia sudah mendapatkannya. Ia mulai menuliskan beberapa bait kata dibukunya itu. ‘Sehat, tak mesti jadi ukuran kehebatan’ setidaknya kata itulah yang dijadikannya semboyan untuk melakukan hal ini.
Malam sudah tinggal seperempat bagian. Ketika orang – orang sedak sibuk membuai mimpi, Azwar bangun seorang diri merasakan dinginnya malam dan segarnya air wudhu. Dihamparkannya sajadah menghadap kiblat, lalu berdiri tegak dan mengangkat takbir dengan sempurna. Dua, empat, enam, delapan rakaat sholat tahajud sudah dilaluinya. Ia kemudian memasuki rakaat yang keberikutnya. Dipenghujung sujud ia bermunajat meminta kepada Allah ampunan dosa untuknya, orang tua, dan tak lupa untuk Nazwa juga. Gadis yang telah memikat hatinya.
Setelah itu ia kembali kekamar dan duduk bersandar di atas kasur. Rasanya Azwar tidak kuat lagi menahan perasaannya lebih lama lagi. Ia ingin segera menyunting Nazwa, slalu bersama dengannya sampai takdir memisahkan. Tapi ia tidak tahu apakah Nazwa menyimpan rasa yang sama dengannya.
“Sudahlah, kalau jodoh takkan kemana..” kata Azwar pelan.
“Ma, kok Azwar belum datang juga ya.? Padahal sudah hampir jam lima.” Ucap Nazwa kepada ibunya.
Ibunya tersenyum mendengar kekawatiran Nazwa, ia tahu kalau anaknya mempunyai perasaan lain dengan Azwar.
“Ya tunggu saja sebentar lagi, mungkin dia terjebak macet dijalan, hehe.” Canda bu Fatimah.
Nazwa mencubit tangan ibunya mendengar hal itu, pasangan anak ibu itu memang gemar bercanda.
Tak lama yang ditunggu pun datang, ya seperti biasalah datang dengan senyum yang lebar. Menunjukkan gigi putihnya yang tertata rapi.
“Sudah siap belajar gadis manis.?” Tanyanya kepada Nazwa.
“Tentunya.. oh ya, bukuku sudah hampir selesai..” jawabnya sambil tersenyum lebar kepada pak ustadznya itu.
“Baguslah kalau begitu, kalau saya boleh tahu apa judul bukumu.? Azwar kembali bertanya.
“Sehat, tak mesti jadi ukuran kesehatan, disana aku menceritakan kisah seorang gadis yang berumur 18 tahun yang terserang penyakit ganas selama 4 tahun lebih, ia sempat terpuruk dan tidak bisa menerima kenyataan itu. Di saat dunia dirasanya sudah mau runtuh, dua orang yang bersih hatinya merapat mendampinginya. Memberikan semangat hidup untuknya hingga akhirnya dia mampu bangkit dari keterpurukan.” Tutur Nazwa.
Tetesan kecil jatuh kejilbabnya, aliran air mata itu sangat jelas terlihat di pipi putihnya. Nazwa rasa terharu dengan perkataannya sendiri. Azwarpun berusaha menahan supaya air matanya tidak mengalir. Ia tahu siapa orang yang diceritakan oleh Nazwa. Tapi biar bagaimana pun itu tidak akan menghalangi keinginan Azwar untuk menikahi Nazwa, bulan depan tepat 6 bulan ia mengajari gadis itu, akan ia laksanakan niatnya tersebut. insyaAllah.
Pada suatu malam, setelah beberapa hari dari hari ia menceritakan isi bukunya pada Azwar Nazwa melanjutkan bukunya yang tinggal beberapa kata lagi.

Biar seberapa besarpun musibah yang menimpa kita, seberapa lama pun rasa sakit, takut dan derita yang menghantui kita. Jangan pernah menyerah dengan keadaan. Mereka yang sehat belum tentu sehebat kita pemikirannya, mereka yang sehat belum tentu mampu tegar jika berada dalam posisi kita. Buktikan bahwa kita mampu membanggakan orang – orang disamping kita dengan fikiran yang kita punya, InsyaAllah.

Itulah akhir dari buku yang ditulisnya.

Buku itu sudah Nazwa serahkan pada Azwar untuk dikirim. Azwar dengan senang menerimanya dan memnghubungi kenalannya yang bekerja diPercetakan dan Penerbitan. Setelah mendapatkan alamat yang jelas kantor tersebut, sore harinya Azwar langsung mengirimnya.
Nazwa mengerang cukup keras karna rasa sakit yang dahsyat dikepalanya. Bu Fatimah sangat panik pada saat itu, hanya ada satu orang yang ada difikirannya untuk diminta batuan. Azwar, dialah orangnya. Sementara ibunya menghubungi Azwar, Nazwa terus mengerang.
“Allaaaah… ampuni dosa hamba..” ucap Nazwa sebelum ia tak sadarkan diri.
Azwar, bu Nazilah dan suaminya, besaerta bu Fatimah menunggu dengan harap – harap cemas didepan pintu UGD. Tak lama dokter yang menangani Nazwa keluar lalu berkata.
“Maaf bu, kami belum bisa untuk menyadarkan anak ibu, sepertinya dia harus okname beberapa hari untuk mengetahui perkembangan keadaan anak ibu.” Bu Fatimah tersandar lesu mendengar perkataan dokter itu. Azwarpun terlihat sangat sedih, tapi mereka harus berserah.
Sudah dua minggu Nazwa dirawat di rumah sakit, tak ada perubahan berarti yang terjadi pada dirinya. Tetap terbujur kaku, dengan infus dan oksigen terpasang ditubuhnya. Azwar yang berada disampingnya seorang diri terisak – isak menahan tangis, pedih hatinya melihat gadis impiannya dalam keadaan seperti itu. Ia takut impiannya tak mampu terwujud. Tiba – tiba pintu kamar terbuka perlahan, tanpa disadari Azwar bu Fatimah muncul dan mendekatinya. Bu Fatimah yang melihat keadaan itu, tanpa disangka – sangka berucap.
“Nikahilah anakku Nazwa…”
Azwar kaget dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
“Sungguh, ibu ingin melihat kalian bahagia.. Nazwa sebenarnya juga menyimpan perasaan denganmu, tapi ia malu untuk mengungkapkannya.” Lanjut bu Fatimah.
Azwar memantapkan hati dan menjawab.
“Saya ingin menikahinya sekarang juga bu…”
“Sungguh.? Kalau begitu ibu akan meminta pamannya Nazwa untuk menjadi wali.’
“InsyaAllah bu, saya akan menyuruh bunda kepasar mencari mas kawin dan menyuruh ayah untuk mengabari keluarga yang lain.”
Semua serasa mimpi bagi Azwar, akhirnya ia akan memiliki gadis impiannya tersebut walaupun tidak dalam keadaan yang diharapkan.
“Saya terima nikahnya Nazwa Khairunnisa binti Abdullah dengan mas kawin cincin emas seberat lima gram dibayar tunai.!!” Azwar menjawab dengan suara lantang di iringi kalimat sah dari para saksi dan penghulu. Semuanya terlihat senang, begitu juga bu Fatimah. Walaupun masih ada sedikit gurat sedih di wajahnya.
Bu Fatimah dan Azwar duduk di samping Nazwa, berharap gadis itu akan membuka mata. Ternyata harapan mereka di dengar dan di kabulkan Allah, Nazwa telah membuka matanya. Senyumnya mengembang seperti sebelum ia terbaring dirumah sakit.
“Azwar… Mama..” kata yang pertama keluar dari mulutnya.
“Iya nak..” sahut ibunya dengan aliran air mata.
“Maafkan Nazwa selama ini sering menyusahkan mama, mulai sekarang Nazwa tidak akan menyusahkan mama lagi. Karna sekarang, Nazwa sudah menjadi miliknya Azwar.” Dengan nada senang Nazwa mengucapkannya, ia bagai mengetahui apa yang sudah terjadi hari itu.
Azwar tak mampu lagi berkata – kata saking senang dan terharunya. Bu Fatimah kemudian berlalu keluar karna ingin memberi kesempatan pada pengantin baru itu untuk berdua.
Mereka saling berpandangan dan diam seribu bahasa, akhirnya Azwar mengalah untuk memulai terlebih dahulu.
“Aku mencintaimu…” hanya itu yang dapat ia katakan.
“Aku juga mencintaimu…” sahut Nazwa.
“Aku ingin kau kecup keningku..” lanjutnya.
Nazwa memejamkan mata setelah itu. Azwar berdiri dan mengarahkan tangannya kekepala Nazwa, tangannya sedikit bergetar karna gugup. Dibacakannya do’a barokah lalu dengan perlahan mengecup lembut kening istrinya itu. Rasa sayangnya seakan mau meledak keluar. Azwar kembali ketempat duduknya dengan memegang tangan istrinya penuh cinta.
“Aku bahagia dapat menjadi istrimu..” kata nazwa dengan memandang lekat wajah suaminya.
Tiba – tiba nafas Nazwa terdengar berat, Azwar kaget mendengarnya dan segera keluar memanggil bu Fatimah dan dokter. Azwar masuk lagi dan segera memeluk istrinya dengan erat, tapi nafas Nazwa tetap saja berat. Dan setelah ia menarik nafas panjang, tak terdengar apa – apa lagi dari mulut Nazwa. Ia telah pergi menghadap kehadirat Allah dalam keadaan masih dipeluk Azwar.
Semua merasakan kepedihan dalam hatinya karna telah kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupnya. Apalagi Azwar yang baru sesaat merasakan kebahagiaan bersama istrinya. Handphone yang ada dalam sakunya bergetar hebat. Ada telpon dari nomor tak dikenal.
“Assalamu’alaikum…” sapa Azwar.
“Wa’alaikumussalam, benar ini nomernya pak Azwar.?” Sahut orang disebrang telpon.
“Iya benar, ada apa ya.? tanya azwar.
“Dua bulan yang lalu bapak mengirimkan sebuah buku kan.? Nah, dua minggu setelah buku itu kami terima, kami cetak lalu menerbitkannya. Buku itu ternyata disukai orang banyak dan sudah habis dipasaran. Kami berencana mencetak ulang buku itu, kami minta nomor rekening anda untuk mentransper royaltinya.” Jawab orang itu dengan jelas.
Azwar seakan mendapatkan anugrah dibalik kesedihan yang menimpanya, tidak ia sangka cita – cita Nazwa terkabul sudah. Ia tatap wajah istrinya sekali lagi, Nazwa bagai tidur pulas dengan sesungging senyum dibibirnya, seakan – akan ia sedang bermimpi indah. Semua yang hadirpun bisa tersenyum bahagia menyaksikan hal itu.

Itulah Senyum Kemenangan

di Penghujung Jalan…


“HAI ANAKKU”


Al-Imam Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Al-Ghazzali memberi nasehat kepada muridnya:
Hai Anakku….
Memberikan nasehat itu mudah, tetapi sulit (mencari orang yang mau) menerimanya. Bagi orang yang selalu memperturutkan hawa nafsu, nasehat itu terasa pahit. Ia menyukai hal-hal yang dilarang Allah, khususnya orang-orang yang hanya menuntut Ilmu rasami (lahir) saja dan yang menyibukkan diri mengejar kemuliaan diri dan kemegahan dunia.
Ia menyangka bahwa hanya dengan berbekal ilmu saja tanpa amal, ia dapat selamat. Ini adalah keyakinan kaum filosof. Subhanallahil adzim…! Ia tidak sadar jika ia tertipu, bahwa jika dia tidak mengamalkan Ilmu yang telah diperolehnya, maka yang demikian iti akan menjadi alasan yang kuat bagi Allah untuk menghukumnya. Rasulullah bersabda yang artinya:
orang yang paling pedih siksanya pada hari qiamat adalah orang Alim yang Allah tidak memberi manfaat dengan ilmunya”.(HR Thabrani)
Diriwayatkan bahwa sepeninggal Imam Junaid, semoga Allah mensucikan rohnya, seseorang melihat beliau dalam mimpinya, lalu dia bertanya, “Wahai Abal Qasim, bagaimana kabarmu,?” Ia menjawab, “telah hilang ibarat, telah lenyap isyarat, tidak ada yang bermanfaat bagi kami kecuali beberapa rakaat yang kami lakukan ditengah malam.

Wallahu A’lam

Arti sebuah Nama


NURUL MUHIBBIN

Nurul Muhibbin atau NM adalah nama sebuah Pondok Pesantren yang diasuh oleh yang Mulia Syeikh Muhammad Bakhiet bin Syeikh Ahmad Mughni (ayah nagara), NM bukanlah hanya sebuah nama yang tak mempunyai makna apa-apa, tetapi banyak mengandung nasehat-nasehat didalamnya, kalau kita tulis dalam huruf Arab maka NM berjumlah 10 huruf yaitu: Nun, Waw, Ra’, Alif, Lam, Miem, Ha, Ba, Ya dan Nun. Dalam kesempatan acara perpisahan para Alumni PP NM angkatan tahun 2006 beliau memberikan Nasehat dengan menjelaskan apa makna arti Nurul Muhibbin itu:
1.Nun= Nahjussunah wal jamaah ( Jalan Ahlussunah wal jamaah) merupakan jalan yang mesti dilalui dalam meniti hidup dan kehidupan ini, jangan menyimpang sedikitpun dari jalan tersebut. Yang dimaksud dengan Nahjussunah wal jamaah secara khusus ialah bermadzhab Imam Syafi’ie, ber’itiqad Imam Asy’ari dan berthariqat sadah bani alawi.
2.Waw= Waqar, maksudnya ialah punya wibawa dan kharisma serta citra yang baik sebagai thalabul Ilmi (penuntut ilmu agama).
3.Ra’= Rusukh, maksudnya punya keteguhan dalam mempertahankan sikap dan tidak plin-plan dalam keputusan.
4.Alif= Amanah mesti dipelihara sebaik-baiknya.
5.Lam= Lisanu shidq( lisan yang benar) jangan biasakan berdusta dan berkata dosa.
6.Miem= Mahabbatullah, Mahabbatu man ahabballah Wa Mahabbatu man yuqarribu ila mahabbatillah (cinta kepada Allah, cinta kepada orang yang cinta kepada Allah dan cinta kepada orang atau sesuatu yang mendekatkan cinta kepada Allah) selalu ditingkatkan dengan terus berusaha dan berdo’a kepada Allah SWT.
7.Ha= Hifzul qalbi wal jawaarih ‘anil ma’shiah (memelihara hati dan anggota dari maksiat kepada Allah SWT). Terutama sifat kibr ( sombong), thama’ ( menghendaki sesuatu yang ada pada makhluk), hasad (iri dengki) dan memelihara perut, lisan dan kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah SWT.
8.Ba= Birrul walidain wal ustadzien (berbakti kepada orang tua dan para guru yang mendidik) dengan selalu menyenangkan hati mereka dan tidak menyakitinya.
9.Ya= Yakin bahwa Allah SWT Maha Tahu Maha Mendengar Maha melihat dan Maha Benar dalam Firman-Nya, yakin bahwa Allah selalu menepati janji-Nya dan yakin bahwa sesuatu yang ditakdirkan-Nya untuk kita pasti sampai kepada kita dan sesuatu yang tidak ditakdirkan untuk kita pasti tidak akan sampai kepada kita.
10.Nun= Nashihah (selalu berkeinginan baik terhadap siapapun dari kaum muslimin dan muslimat).

Semoga bemanfaat bagi kita semua dan terutama bagi saya sendiri Amien….

MEMBERI MAKAN


Diriwayatkan pada suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Nabi SAW dan bertanya; “ Perkara apa yang terbaik dalam Islam,? Nabipun menjawab “ Memberi makan orang dan memberi salam kepada oarang yang emgkau kenal dan yang tidak engkau kenal. (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i)

Diriwayatkan dari Mu’az bin jabal RA dari Nabi SAW ,beliau bersabda, “ Barang siapa memberi makan orang mu’min yang lapar sehingga ia kenyang Allah masukkan ia kepintu dari pintu-pintu surga, tidak masuk ketempat itu kecuali orang-orang yang seumpamanya. ( HR. Thabrani)

Dari Abdullah bin Amr bin Aash dari Nabi SAW, bahwasanya beliau berkata apabila hampir makanan kepadanya.
ALLAHUMMA BAARIK LANAA FIMAA RAZAQTANAA WAQINA AZABANNAAR, BISMILLAH”
Ya Allah, berkahilah kami pada apa yang engkau rizkikan pada kami, dan peliharalah kami dari azab neraka. Dengan nama Allah.”

JAUH DARI NERAKA


Dari Abu Dzar Al-Ghifari berkata, “ Aku berkata kepada Rasulullah SAW, “ Ajarkan aku amalan yang bisa mendekatkan aku kesurga dan menjauhkan aku dari api neraka”
Rasul bersabda:” Jika kamu berbuat kejahatan, iringi dangan amalan kebaikan.” Aku berkata, “ Apakah kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH termasuk amalan kebaikan ?” Rasul menjawab “ Ya itulah yang terbaik.”

Diriwayatkan suatu ketika Nabi Musa mengadu kepada Allah, “ wahai Tuhan ! Kau ciptakan makhluk dan kau berikan keni’matan rizki, Kau jadikan pengikutku masuk neraka,” Allah berfirman, “Bangkit dan bercocok tanamlah hai Musa,” Musa lalu bercocok tanam dan menyiraminya, ia melakukan hal itu hingga masa panen tiba. “ Apa yang kau dapat dengan tanamanmu itu hai Musa?” Tanya Allah. “Aku telah memanennya,” “Adakah sedikit yang tersisa?” tanya Allah lagi. “Aku tak pernah menyisakan sesuatu yang tak ada kebaikannya.” Jawab Musa.
Allah berfirman, Hai Musa, ! Aku memasukkan hamba yang tak mempumyai kebaikan kedalam neraka, “siapakah dia,?” Dia adalah orang yang meremehkan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADURRASULULLAH.”


GANJARAN BAGI ORANG YANG PENYAYANG


Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah bersabda yang artinya:
Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Allah yang Maha Penyayang, sayangilah makhluk yang ada dibumi niscaya Dzat yang dilangit akan menyayangi kalian.”

Diriwayatkan pada suatu hari Sayidina Umar ra berjalan-jalan dikota Madinah, ia melihat seekor burung pipit dipermainkan oleh anak-anak denan tangannya. Umar kasihan melihat burung pipit itu, ia membelinya dan kemudian menerbangkannya keangkasa.
Ketika Umar wafat, beberapa ulama bermimpi bertemu umar, mereka menanyakan keadaannya.”Apa yang telah dilakukan Allah SWT kepadamu.”? “Allah mengampuni dan melewatkan dosa-dosaku” jawab Umar. “karena apa? Karena kedarmawananmu? Karena keadilanmu? Atau karena kezuhudanmu?” Umar menjawab, “Ketika kalian menguburkan aku, menutupi dangan tanah dan meninggalkanku seorang diri, maka dua orang malaikat yang menakutkan mendatangiku. Aku kehilangan akal, sendi-sendi tergoncang karena ketakutan. Mereka lalu mengambil dan mendudukkanku, bermaksud menanyaiku. Tiba-tiba terdengar suara keras: Tinggalkan hamba-Ku! Jangan menakut-nakuti! Aku menyayangi dia, semua dosanya telah Kuampuni. Karena ketika didunia ia telah menyayangi seekor burung pipit. Maka Aku menyayangi dia adalah sebagai balasannya. (Mawaa’izhul ‘Ushfuriah).

NASEHAT HABIB ALI BIN MUHAMMAD AL-HABSYIE


TENTANG PENUNTUT ILMU

Ketahuilah , aku senang kepada kalian karena kalian mau membawa buku. Akan aku Do’akan agar kalian berumur panjang dan memperoleh fath. Ketahuilah, setiap orang yang mengajar sesuai dangan ilmu yang dimilikinya, kelak dihari kiamat akan mendapatkan pertolongan Rasulullah SAW.
Aku meletakkan panuntut ilmu diatas kepalaku. Jika bertemu dengan pelajar yang membawa bukunya, ingin rasanya aku mencium matanya. Bagaimana mungkin tidak mengagungkan mereka sedangkan Rasulullah pernah bersabda yang artinya:
Agama ini pada mulanya asing dan kelak akan kembali asing. Sungguh beruntung orang-orang yang (dipandang) asing, yakni orang-orang yang menghidupkan kembali sunahku yang telah dimatikan oleh masyarakat. ( HR Muslim, Tarmizi, Ibnu Majah dan Ahmad dengan sedikit matan yang berbeda).

Pada hari ahad, 11 Syawal 1322 H di anisah, Habib Ali mengundang dan menjamu para pelajar Habib Ali ra berkata:
ketahuilah, hari ini aku mengundang kalian dengan tujuan agar kalian bangkit dengan penuh semangat menuntut ilmu. Ketahuilah, aib bagi seorang pelajar jika ia tidak mambawa bukunya. Giatlah belajar, semoga Allah memberkahi kalian. Bersungguh-sungguhlah menuntut ilmu, perhatikanlah salaf kalian, mereka menghafal berbagai matan(naskah). Mereka telah hafal kitab Zubad, Mulhah dan Alfiyah dimasa kecilnya. Setelah dewasa ada yang hafal kitab Al-Minhaj, Al-Irsyaad, dan ada pula yang telah hafal kitab Al-‘Ubab. Sedangkan kalian, satu buku pun tak ada yang hafal. Andaikan ada yang hafal, ia tak faham dan tidak mengamalkan isinya.

Aku ingin setiap pelajar membawa alat tulisnya ketika mengikuti pelajaran, kemudian mencatat persoalan-persoalan yang telah dihafalnya. Ketahuilah, keuntungan (faedah) ilmu terletak pada pangamalan dan pencatatannya.

Pelajarilah pelajaran yang kalian hendak bacakan dihadapan guru kalian. Dengan demikian kalian akan banyak memetik banyak manfaat. Habib Ahmad bin Zein Al-habsyie membaca pelajarannya sebanyak 25 kali sebelummengikuti pelajaran gurunya, dan beliau mengulangi sebanyak 25 kali sesudah asai pelajaran. Adapun kalian, hanya membuka buku itu ketika telah berada dihadapan guru kalian. Lihatlah Syeikh Fakhrurrazi, dai mengulang pelajarannya sebanyak 1000 kali.

Ketika masih menunutut ilmi di Mekkah, setiap malam aku bersama kakakku Husein dan Alwi Assegaf mempelajari 12 kitab syarah dari Al-Minhaj lalu menghafal semuanya.
Suatu ketika, di akhir malam ayahku keluar kamarnya dan mendapati kami sedang belajar. Beliau berkata, “ wahai anak-anakku, kalian masih belajar? Semoga Allah memberkati kalian.
Wallahu A’lam.

AMALAN PARA PAHLAWAN


Dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah bersabda:

barang siapa mempelajari satu bagian dari Ilmu yang akan berguna untuk Akhirat dan dunianya, maka Allah akan memberikan kebaikan dari orang-orang yang mendiami dunia selama 7000 tahun, Puasanya pada siang hari dan Shalatnya disaat malam pasti diterima dan tak akan ditolak.”

Menurut riwayat yang sama Nabi bersabda:”Membaca Al-Qur’an adalah amalan orang-orang yang cukup, Shalat adalah amalan orang lemah, puasa adalah amalan orang yang faqir, Bertasbih adalah amalan wanita, Sedekah adalah amalan orang yang berada, Tafakur adalah amalan orang lemah. Inginkah kalian kutunjukkan amalan para pahlawan?”

Para Sahabatpun bertanya,”Apakah amalan para pahlawan itu ya Rasul”?

Rasulpun menjawab,”Mencari Ilmu, Ia akan menjadi penerang bagi orang-orang Mu’min didunia dan akhirat”.

"JANGAN KAMU MARAH"


Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA pada suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Nabi SAW dan berkata: “Wasiati kepadaku sesuatu yang memberi manfaat didunia dan akhirat dan yang dapat mendekatkan diriku kepada Allah SWT”. Baginda Nabipun berkata: “jangan kamu marah”. Maka laki-laki itupun mengulang kembali dengan pertanyaan yang sama, jawaban Nabipun tetap sama “jangan kamu marah”.

Sabda Nabi yang lain: “Marah itu merusak Iman, seperti merusaknya cuka akan madu”.
Dan Sabda beliau juga: “Tidaklah marah seseorang kecuali dia hampir dengan jahannam”.

Para Ulama mengatakan marah itu adalah kunci segala kejahatan, karena marah seseorang bisa memfitnah, karena marah orang bisa menghasut bahkan gara-gara marah seseorang bisa membunuh, dan Fardu ‘ain hukumnya bagi setiap orang Muslim mengetahui atau mempelajari bagaimana cara untuk bisa mengendalikan marah itu.

Ulama menerangkan ada 6 cara untuk dapat mengendalikan marah dan 3 untuk pengamalannya:
  1. Bahwa memikirkan tentang keutamaan menahan marah, Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang mampu menahan marah pada dirinya maka Allah akan menahan Azabnya dihari Kiamat”.
  2. Memikirkan murka Allah.
  3. Menakuti dirinya akan permusuhan.
  4. Memikirkan bahwa jahat atau jelek wajahnya ketika marah.
  5. Memikirkan apa penyebab dia marah.
  6. memikirkan bahwa yang terjadi ini sudah ketentuan Allah.
Dan yang untuk pengamalannya:
1.Baca “A’udzubillah” sebanyak-banyaknya.
2.Jikalau pada waktu marah dalam keadaan berdiri segeralah untuk berduduk, bila tetap merasa marah segeralah berbaring.
3.Ambillah air Wudhu, dan jika masih marah berendamlah ke air, karena yang demikian Insya Allah dapat meredamkan rasa marah pada diri kita.

Demikianlah semoga bermanfaat terutama bagi saya sendiri Amien Yaa Robbal Alamin.. Wallahu A’lam.



Kamis, 09 Juni 2011

ganjaran yang besar

Allah Taala befirman dalam Al-Qur'an yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah swt dan mendirikan sembahyang dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengaan diam-diam dan terangterangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah swt menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah swt Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Fathiir 35:29-30)
Dan sabda Nabi:
“Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (Riwayat Al-Bukhari)


“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Utrujjah yang baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang tidak berbau sedang rasanya enak dan manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti raihanah yang baunya harum sedang rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti hanzhalah yang tidak berbau sedang rasanya pahit.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

“Barangsiapa membaca satu huruf Kitab Allah, maka dia mendapat pahala satu kebaikan sedangkan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif, satu huruf dan Lam satu huruf serta Mim satu huruf.” (Riwayat At-Tirmidzi)

 “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, Allah memakaikan pada kedua orang tuanya di hari kiamat suatu mahkota yang sinarnya lebih bagus dari pada sinar matahari di rumah-rumah di dunia. Maka bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang mengamalkan ini.” (Riwayat Abu Dawud)


Abdul Humaidi Al-Hamani, berkata: “Aku bertanya kepada Sufyan Ath-Thauri, manakah yang lebih engkau sukai, orang yang berperang atau orang yang membaca Al-Qur’an?” Sufyan menjawab: “Membaca Al-Qur’an. Karena Nabi saw bersabda. ‘Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
Imam An-Nawawi

Termasuk kewajiban muslim

Rasulullah bersabda:
“Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Ilmu membuat seseorang jadi mulia, baik di hadapan manusia juga di hadapan sang Khaliq:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”. (TQS.Fathir [35]: 28)
„Adakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (Az-Zumar:9)

Itulah sebagian diantara kemulian orang-orang yang berilmu!
Diantara kemuliaan orang yang berilmu itu dia akan mendapatkan pahala yang begitu besar seperti apa yang disabdakan Nabi kita:
“Barangsiapa berjalan di satu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu tanda ridha dengan yang dia perbuat. (Dari hadits yang panjang riwayat Muslim)
“Barangsiapa keluar dalam rangka thalabul ilmu (mencari ilmu), maka dia berada dalam sabilillah hingga kembali.” (HR. Tirmidzi, hasan) 

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Allah SWT Memberi wahyu kepada Nabi Dawud a.s. Firman-Nya, “Wahai, Dawud. Pelajarilah olehmu akan ilmu yang bermanfaat.”
“Ya, Rabbi. apakah ilmu yang bermanfaat itu ? ” jawab Nabi Daud.
“Ialah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui keluhuran, keagungan, kebesaran, dan kesempurnaan kekuasaan-Ku atas segala sesuatu.Inilah yang mendekatkan engkau kepada-Ku.”

Ternyata ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang dapat menyebabkan kita semakin mengenal Allah, yang dapat kita amalkan, yang membuat kita rendah hati serta menghindarkan dari sifat takabur..
Ilmu selain diyakini kebenarannya juga harus diamalkan. Sebab ilmu tidak diamalkan, seperti pohon yang tidak berbuah. 

 Wallahu A'lam.