Selamat datang

Penyejuk Hati membimbing anda menuju ketentraman....

Berkah Herbal

Kunci Sehat dan Sukses

Rabu, 03 Agustus 2011

SHAHIH MUSLIM



‎Nama lengkapnya Imam Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz Al-Qusyairi An-Naisaburi. Ia adalah penulis kitab As-Sahih, terkenal dengan Sahih Muslim. Ia salah seorang ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal hingga kini. Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pada 206 H. Ia belajar hadits sejak masih dalam usia dini, sejak usia 12 tahun. Ia mengembara ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara negara lainnya.

Dalam pengembaraan beliau mencari Ilmu, beliau banyak mendatangi Ulama-Ulama yang terkemuka untuk menggali Ilmu Hadist. Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih. Di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu Ansan. Di Irak ia belajar hadits kepada Ahmad bin Hambal dan Abdullah bin Maslamah. Di Hijaz belajar kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas’Abuzar. Di Mesir ia berguru kepada Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadits yang lain.

Beliau sering mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H. Pada waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, Beliau sering datang kepadanya untuk berguru, karena ia mengetahui jasa dan ilmunya.


Selain yang telah disebutkan di atas, Beliau masih mempunyai banyak Guru yang juga dari kalangan Ulama. Di antaranya Usman dan Abu Bakar, keduanya putra Abu Syaibah; Syaiban bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harb, Amr an-Naqid, Muhammad bin al-Musanna, Muhammad bin Yassar, Harun bin Sa’id Al-Ayli, Qutaibah bin Sa’id dan lain sebagainya.

Jika Imam Bukhari merupakan ulama terkemuka di bidang hadits sahih, berpengetahuan luas mengenai ilat-ilat dan seluk beluk hadits, serta tajam kritiknya, maka Imam Muslim adalah orang kedua setelah Imam Bukhari, baik dalam ilmu dan pengetahuannya maupun dalam keutamaan dan kedudukannya.Imam Muslim banyak menerima pujian dan pengakuan dari para ulama ahli hadits maupun ulama lainnya. Al-Khatib Al-Baghdadi berkata, "Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, memerhatikan ilmunya dan menempuh jalan yang dilaluinya."


Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya Al-Jami’ As-Sahih (Sahih Muslim), Al-Musnad Al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadits), Kitab Al-Asma’ wa Al-Kuna, Kitab Al-’Ilal, Kitab Al-Aqran, Kitabu Su’alatihi Ahmad bin Hambal, Kitab Al-Intifa’ bi Uhub As-Siba’, dan lainnya.

Di antara kitab-kitab di atas, yang paling agung dan sangat bermanfat luas serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al-Jami’ As-Sahih atau Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan, membandingkan riwayat riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafadz-lafadz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafadz-lafdaz itu. Dengan usaha yang sedemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahih-nya.

Bukti konkret mengenai keagungan kitab itu adalah fakta bahwa Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Ia pernah berujar, "Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadits."


Di dalam Sahih-nya, Imam Muslim menulis, "Tidak setiap hadits yang sahih menurutku, aku cantumkan di sini. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang telah disepakati oleh para ulama hadits." Ia juga pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas karunia Allah yang diterimanya, "Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini."

Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadits yang diriwayatkan dalam Sahih-nya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut: "Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadits dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan. Juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadits daripadanya melainkan dengan alasan pula." Dalam penulisan Sahih-nya, Beliau tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian naskah Sahih Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.

Imam Muslim wafat pada Ahad sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad—salah satu daerah di luar Naisabur—pada hari Senin 25 Rajab 261 H. Ia wafat dalam usia 55
tahun

Tidak ada komentar: